Kinerja pada 2023 ini merupakan bukti komitmen dan konsistensi PGE dalam meningkatkan nilai perusahaan melalui berbagai upaya efisiensi dan optimalisasi aset produksi
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE membukukan laba bersih sebesar 163,57 juta dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2023, atau meningkat 28,47 persen year on year (yoy) dibandingkan sebesar 127,32 juta dolar AS pada 2022.

Laba bersih ditopang oleh pendapatan yang tercatat sebesar 406,29 juta dolar AS pada 2023, atau tumbuh dari sebelumnya sebesar 386,07 juta dolar AS pada tahun 2022.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi di Jakarta, Senin, menjelaskan peningkatan penjualan perseroan dikontribusikan terutama berasal dari Area Kamojang sebesar 151,51 juta dolar AS, diikuti Area Ulubelu sebesar 120,18 juta dolar AS.

Kemudian, Area Lahendong sebesar 83,88 juta dolar AS, diikuti Area Lumut Balai sebesar 41,32 juta dolar AS, dan Area Karaha sebesar 9,38 juta dolar AS.

“Kinerja pada 2023 ini merupakan bukti komitmen dan konsistensi PGE dalam meningkatkan nilai perusahaan melalui berbagai upaya efisiensi dan optimalisasi aset produksi. Pencapaian ini juga menegaskan prospek cerah industri panas bumi,” ujar Julfi.

Di tengah pertumbuhan laba dan pendapatan, beban penjualan perseroan hanya naik 3,33 persen (yoy) menjadi 178,98 juta dolar AS pada 2023, dari sebelumnya sebesar 173,21 juta dolar AS pada 2022.

Julfi menjelaskan, PGE terus melakukan ekspansi melalui eksplorasi potensi panas bumi dan pengoptimalan wilayah kerja untuk mempercepat peningkatan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga 1 Giga Watt (GW) dalam dua tahun ke depan.

Lanjutnya, PGE memiliki rekam jejak dalam pengembangan dan pengelolaan proyek panas bumi yang efektif di berbagai wilayah di Indonesia, dan aset panas bumi PGE secara konsisten mencapai reliabilitas operasional yang tinggi, melebihi 96 persen sejak tahun 2019.

“Kinerja produksi (operasi sendiri) pada tahun 2023 mencapai 4.735 GWh, meningkat dari tahun 2022 yang sebesar 4.620 GWh,” ujar Julfi.

Dari segi rating Environment, Social and Governance (ESG), PGE pada 2023 mempertahankan posisi teratas dalam penilaian ESG di Indonesia dan menempati peringkat ketiga secara global sebagai perusahaan dalam sektor utilitas.

“PGE juga terus mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia pada 2060 melalui skema perdagangan karbon. Pada 2023, perseroan berkontribusi di pasar karbon domestik dengan penjualan carbon credit sebesar 0,76 juta dolar AS atau setara 864.209 ton CO2eq dibandingkan 0,75 juta dolar AS di 2022,” ujar Julfi.

Baca juga: Wapres bidik peluang kerja sama geotermal RI-Selandia Baru
Baca juga: Pembangkit geotermal Kamojang pelopor pemanfaatan energi berkelanjutan
Baca juga: Mantan Menteri ESDM: Generasi muda wajib jadikan geotermal terjangkau

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024