Sasaran pelayanannya meliputi KB ulangan, pelayanan KB ganti cara, pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan KB baru selain KB setelah persalinan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Bina Akses Pelayanan KB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Zamhir Setiawan menyatakan layanan Keluarga Berencana (KB) Serentak Sehari Sejuta Akseptor (PSA) berusaha untuk menyasar 1,24 juta akseptor di seluruh wilayah Indonesia.

“PSA di seluruh Indonesia dilaksanakan serentak selama satu hari pada Rabu, 14 Juni 2023, dengan target pencapaian 1.244.348 akseptor dan 116.274 akseptor KB pasca persalinan untuk mencapai target total fertility rate (TFR) atau rata-rata perempuan melahirkan pada angka 2,19,” katanya di Jakarta, Rabu.

Zamhir menuturkan, acara itu digelar dalam memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023. Pelayanan KB yang ditawarkan berupa pil, kondom, suntik, IUD, implan, metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP).

"Sasaran pelayanannya meliputi KB ulangan, pelayanan KB ganti cara, pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan KB baru selain KB setelah persalinan," katanya.

Menurut dia, masing-masing provinsi juga sudah diberikan target kuota dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, kondisi zona wilayah dan protokol kesehatan. Dari 34 provinsi, target terbanyak adalah Jawa Timur dengan 62.815 akseptor, Jawa Barat 52.126 akseptor, dan Jawa Tengah 48.363 akseptor.

Sementara target terendah adalah Provinsi Papua Barat dengan 400 akseptor, Kalimantan Utara 600 akseptor, dan Provinsi Kepulauan Riau dengan target 969 akseptor.

Ia membeberkan, pelayanan KB dilaksanakan di 1.772 rumah sakit, 10.724 puskesmas, 2.925 klinik pratama, 746 praktik dokter, tempat praktik mandiri bidan 13.585 unit, kunjungan ke rumah (IMP) yang dilakukan oleh 78.955 PPKBD dan 344.808 Sub PPKBD yang khusus melayani pil dan kondom.

BKKBN juga telah menyiapkan sebanyak 60 mobil unit pelayanan (muyan) untuk menunjang acara tersebut.

“Pendekatan pengelolaan program KB yang terfokus pada isu kesehatan dan hak reproduksi diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, yang perlu dicegah bukan semata-mata kehamilan, tapi kehamilan yang berisiko,” jelas Zamhir.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa upaya tersebut bertujuan agar meningkatkan pemakaian kontrasepsi modern (m-CPR) menjadi 62,92 persen, menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 7,70 persen, serta menurunkan angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (ASFR) dengan target 20 per 1.000 kelahiran.

“Melalui kegiatan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia ini diharapkan beberapa target sasaran strategis BKKBN serta keberhasilan indikator untuk memantau kualitas pelayanan dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan budaya kearifan lokal serta tetap memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.

Baca juga: BKKBN gelar pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor sambut Harganas 2023
Baca juga: BKKBN: Kapal Laksamana Malahayati perluas layanan KB daerah terpencil
Baca juga: BKKBN hadirkan PPKS bantu keluarga atasi masalah lewat konseling


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023