Jakarta (ANTARA) - Musisi Nile Rodgers menyampaikan tanggapannya terkait perdebatan hangat mengenai pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia seni terutama pada industri musik.

Dalam wawancara dengan The Daily Star, musisi sekaligus produser musik itu percaya bahwa kehadiran AI dalam dunia musik merupakan sesuatu yang luar biasa dan membatasi penggunaannya hanya akan menghasilkan dampak buruk.

Meskipun terdapat kekhawatiran terhadap pemanfaatan AI seperti ancaman kehilangan pekerjaan atau memudarkan aspek etika, Nile percaya kreativitas seseorang yang dapat menentukan sesuatu itu salah atau benar.

"Sekarang kita harus membiarkan kartu-kartu itu jatuh ke mana pun mereka mau karena kamu tidak bisa berkata kepada seniman 'kamu tidak boleh melukis menggunakan warna itu' kamu tidak bisa melakukan itu. Kamu harus membiarkan seniman menentukan mana yang benar dan saya percaya kita semua mengetahui mana yang benar dan salah," kata Nile dikutip dari American Songwriter pada Rabu.

Nile pun menganjurkan musik yang diproduksi oleh AI untuk dijadikan sub-genre baru.

"Sama seperti Academy Awards yang terdapat (genre) animasi, film nyata, dan dokumenter," kata Nile.

Dia membandingkan kekhawatiran orang-orang terhadap pemanfaatan AI dalam dunia musik berbeda dengan kekhawatiran ketika perkembangan dunia musik mulai bergerak menuju instrumen sintetis pada satu dekade lalu.

“Saya dengar orang membicarakan tentang barang palsu, itu terdengar seperti suara bising bagi saya. Kedengarannya seperti kebisingan yang kita dengar sepanjang hidup. Mesin drum dan sequencer merupakan alat yang luar biasa. Ada band yang tidak akan pernah memiliki rekaman jika bukan karena sequencer,” kata Nile.

Baca juga: Berkarya 20 tahun, MALIQ komentari industri musik dan perkembangan AI

Baca juga: Jelita rilis single dan MV buatan AI bertajuk "Gentle Blues"

Baca juga: Perangi musik AI, YouTube hapus album lancung Travis Scott

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023