Saya harap pemerintah selalu memonitor bagaimana dampak program yang ada terhadap jumlah nyamuk yang beredar
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menyatakan teknologi Wolbachia yang saat ini digunakan pemerintah untuk menangani penularan dengue, akan lebih efektif diterapkan sebagai pendekatan pengendalian nyamuk yang terintegrasi.

“Program ini tentu tidak bisa berdiri sendiri. Penggunaan Wolbachia ini akan jadi lebih efektif kalau diterapkan sebagai bagian dari suatu program lengkap yang disebut sebagai Integrated Mosquito Management (IMM) approach atau pendekatan pengendalian nyamuk terintegrasi,” kata Prof Tjandra di Jakarta, Kamis.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menuturkan Wolbachia sebagai bagian dari pengendalian yang terintegrasi perlu diiringi dengan sejumlah upaya pemerintah, seperti melakukan surveilans nyamuk secara baik. Hal tersebut, lanjutnya, bisa dilakukan dengan selalu melacak dan memonitor jumlah dan jenis nyamuk di daerah tertentu.

Pemerintah juga disarankan untuk menggunakan larvasida atau sebuah cara pemberantasan jentik melalui penaburan bubuk larvasida, serta insektisida yakni sebuah semprotan dengan senyawa kimia yang bisa membunuh berbagai jenis serangga, termasuk larva, pupa, hingga nyamuk dewasa.

“Pada program itu penting juga untuk kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana mengendalikan nyamuk di sekitar tempat tinggal dan sebaiknya juga di tempat beraktivitas,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Baca juga: Menkes tertarik kembangkan inovasi Wolbachia untuk tekan kasus dengue

Menurut Prof Tjandra, sosialisasi dapat dimulai dengan mengajak masyarakat menghilangkan tempat air tergenang yang bisa digunakan nyamuk Aedes Aegypti sebagai tempat berkembang biak, seperti gentong, bak mandi, pot tanaman, hingga botol-botol bekas yang ada di sekitar rumah.

Ia mengingatkan Center of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat pernah mengatakan pelepasan nyamuk dengan Wolbachia tidaklah bermaksud menghentikan terjadinya wabah penyakit.

Namun penggunaan nyamuk dengan Wolbachia di pemukiman selama beberapa bulan diharapkan dapat mengurangi jumlah jenis nyamuk tertentu seperti Aedes Aegypti yang membawa Virus Dengue atau demam berdarah.

“Saya harap pemerintah selalu memonitor bagaimana dampak program yang ada terhadap jumlah nyamuk yang beredar,” ujarnya.

Dikonfirmasi secara terpisah Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan Wolbachia jauh lebih efektif digunakan dalam pengendalian dengue, dibandingkan asap fogging.

Baca juga: Kemenkes: Wolbachia teknologi ramah berkelanjutan untuk lawan dengue
Baca juga: Menkes: Penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia jadi strategi atasi DBD


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023