Kepada masyarakat yang ingin menjadi PMI, agar lebih jeli jangan hanya karena iming-iming gaji tinggi mau berangkat tanpa ada keahlian atau kemampuan
Cirebon (ANTARA) - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, meminta kepada para calon pekerja migran Indonesia (PMI) untuk menggali informasi  sponsor dan perusahaan yang akan memberangkatkannya ke luar negeri sebagai bentuk kewaspadaan guna menghindari menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Untuk calon PMI kami minta agar benar-benar gali informasi sponsor, dan perusahaan yang akan memberangkatkan ke luar negeri," kata Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon Novi Hendrianto di Cirebon, Kamis.

Novi mengatakan, korban TPPO di Kabupaten Cirebon, rata-rata merupakan pekerja migran, terutama perempuan sehingga perlu lebih jeli ketika mendapatkan informasi terkait lowongan kerja di luar negeri.

Ia mengingatkan, jangan sampai ketika bekerja di luar negeri menjadi pekerja yang ilegal, karena dapat membahayakan untuk diri, bahkan ketika mendapatkan masalah tidak jarang ditinggalkan oleh yang merekrut dan memberangkatkannya.

Novi meminta kepada masyarakat yang ingin menjadi PMI, agar lebih jeli jangan hanya karena iming-iming gaji tinggi mau berangkat tanpa ada keahlian atau kemampuan.

"Biasanya sponsor atau perusahaan ilegal modusnya meng iming-iming dengan gaji yang besar, dan tanpa adanya pelatihan terlebih dahulu, ini yang perlu dihindari," ujarnya.

Disnaker Kabupaten Cirebon, lanjut Novi, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama daerah menjadi kantong pekerja migran, dengan memberikan ciri-ciri mana sponsor atau perusahaan legal dan ilegal.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri, agar terlebih dahulu tanya kepada pihak desa, karena semua perangkat desa sudah tahu ciri-cirinya.

"Kalau mau berangkat silakan ke desa terlebih dahulu untuk mengetahui informasi sponsor atau perusahaan yang legal memberangkatkan pekerja migran," katanya.

Novi menambahkan, saat ini total pekerja migran asal Kabupaten Cirebon, yang berangkat melalui jalur resmi tercatat lebih dari 7.000 orang, mereka bekerja di Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, Timur Tengah, dan lain sebagainya.

"Pada tahun lalu kami membantu sebanyak 50 pekerja migran yang bermasalah, dan ini rata-rata mereka berangkat melalui calo atau perusahaan tidak resmi," tuturnya.

Baca juga: Bupati Cianjur keluarkan SE cegah berangkatnya pekerja migran ilegal
Baca juga: BP2MI-Polres Bandara I Gusti Ngurah Rai cegah kasus TPPO ke Kamboja
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak pemangku kebijakan berantas perdagangan orang

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023