Personel yang kompeten, tangguh, dan mengerti bidangnya harus juga didukung oleh peralatan yang mumpuni.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan modernisasi alat-alat kegeologian Badan Geologi Kementerian ESDM menjadi prioritas utama agar didapatkan hasil yang baik, cepat, tepat, dan akurat terutama alat pemantauan kebencanaan menyangkut keselamatan manusia.

"Personel yang kompeten, tangguh, dan mengerti bidangnya harus juga didukung oleh peralatan yang mumpuni. Jadi, jangan ragu-ragu jika mengusulkan pengadaan alat-alat kerja untuk mendukung pekerjaan sehari-hari," kata Menteri Arifin saat membuka Rapat Kerja Badan Geologi Kementerian ESDM, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6).

Dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat, Arifin mengatakan alokasi anggaran Kementerian ESDM pada 2024 mengalami peningkatan, sehingga pemanfaatannya harus lebih optimal, terutama untuk kebutuhan pengadaan dan memodernisasi alat kegeologian yang ada agar menjadi lebih baik dan produktif.

"Khusus untuk kebencanaan, kita lengkapi peralatan-peralatannya dengan yang lebih baru agar kita dapat memitigasi bencana untuk keselamatan masyarakat (early warning). Nyawa manusia itu di atas segalanya, sempurnakan alat-alat kita," ujarnya pula.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto juga mengatakan Badan Geologi telah menjadikan modernisasi peralatan khususnya untuk pemantauan kebencanaan geologi menjadi prioritas utama.

"Selaras dengan arahan Bapak Presiden RI dan ditindaklanjuti instruksi Bapak Menteri ESDM, modernisasi peralatan pemantauan kebencanaan geologi menjadi prioritas utama Badan Geologi yang telah disusun dan mulai dilaksanakan pada 2022," ujarnya lagi.

Modernisasi peralatan tersebut, menurut dia, bertujuan untuk mengisi kekurangan peralatan pemantauan bencana serta melakukan penggantian peralatan pemantauan dengan teknologi yang lebih baik.

Selain peralatan kebencanaan seperti alat pemantauan gunung api, gerakan tanah atau landslides early warning system (LEWS), patahan aktif, dan stasiun pengamatan penurunan muka air tanah (SPPT), modernisasi alat juga diperlukan untuk peralatan pada laboratorium dan sarana teknis survei.

Sugeng menambahkan pada 2022, telah dilakukan modernisasi peralatan pemantauan di 8 lokasi gunung api, 5 pos gunung api, 4 lokasi patahan aktif, 6 lokasi SPPT, dan 7 lokasi LEWS.

Tambahan anggaran dari pemanfaatan IP PNBP juga telah mendorong peningkatan modernisasi peralatan pemantauan pada 2023, yang meliputi 12 lokasi gunung api, 7 pos gunung api, 5 lokasi patahan aktif, 8 lokasi SPPT, dan 7 lokasi LEWS.

Pada 2024, ujarnya lagi, modernisasi peralatan akan terus meningkat seiring peningkatan anggaran hampir dua kali lipat dan diharapkan dapat diselesaikan lebih cepat pada 2025.

Sistem pemantauan kebencanaan geologi yang andal harus memenuhi prinsip cepat dalam penyajian data, serta akurat dalam data dan hasil pengolahan, sehingga dapat dihasilkan peringatan dini yang cepat dan tepat untuk antisipasi ancaman bahaya, serta meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda.

"Tujuan penting dari modernisasi peralatan pemantauan kebencanaan geologi bukan hanya instalasi peralatan dan peralatan beroperasi dengan optimal, tetapi lebih jauh adalah terciptanya kemandirian serta mimpi, visi, misi, dalam menyelamatkan masyarakat dari ancaman dapat dikerjakan secara paripurna," ujar Sugeng pula.
Baca juga: Menteri ESDM: Geologi punya peran penting dalam tujuan pembangunan
Baca juga: Menteri ESDM: Georesources jadi peran penting Badan Geologi ungkap SDA

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023