Separuh dulu sebagai tanda jadi kan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memastikan PT Pertamina (Persero) mengambil alih participating interest atau hak partisipasi Shell Upstream Overseas Services Ltd sebesar 35 persen di Blok Masela, Maluku.

Sebagai tanda jadi, ia mengatakan Pertamina akan membayar hak partisipasi tersebut setengahnya terlebih dahulu.

"Separuh dulu sebagai tanda jadi kan," ujar Menteri ESDM Arifin saat temu media di Gedung KESDM Jakarta, Jumat.

Arifin menyatakan sudah ada nilai untuk membayar hak partisipasi tersebut. Kendati demikian, ia belum dapat menyampaikan besaran nilainya.

"Jadi, sudah ada angkanya, angkanya masuk lah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini," ujar

Ia mengatakan angka yang sudah disepakati tersebut, masuk dalam angka yang memang diharapkan oleh pihak Pertamina.

Baca juga: DPR dukung penuh pemerintah percepat proyek Abadi Masela

Baca juga: ESDM: Pengambilalihan hak partisipasi Shell di Masela ada titik temu


"Jadi, kalau mau tahu nilanya tunggu akhir bulan tetapi masuk dalam angka yang memang diharapkan oleh pihak yang mengambil alih, Pertamina," kata Arifin.

Sebelumnya saat rapat kerja Komisi VII DPR RI pada Selasa (13/6), Arifin mengungkapkan sudah ada titik temu perihal proses pengambilalihan hak partisipasi Shell di Proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Blok Masela.

"Proses divestasi Shell untuk segera dapat "partner" yang baru saat ini sudah ada titik temu untuk bisa mengambil alih participating interest Shell pada Proyek Masela tersebut dan diharapkan akan dieksekusi mulai akhir Juni (2023) sehingga memang program ini bisa dilanjutkan," ucap Arifin.

Arifin mengatakan pemegang hak partisipasi di Blok Masela saat ini ialah Inpex Masela Ltd sebesar 65 persen dan Shell sebesar 35 persen.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga membeberkan beberapa hal terkait dengan status kemajuan dari proses pengambilalihan hak partisipasi Shell tersebut, di antaranya persetujuan original work program dan budget (WP&B) 2023, pengadaan lahan area non-hutan, kegiatan pemasaran, kajian analisis mengenai dalam lingkungan (amdal), dan revisi kedua plan of development (PoD) I.

Ia menjelaskan revisi kedua PoD I Blok Masela dilakukan dengan memasukkan program carbon capture storage (CCS) dengan tambahan investasi 1,1 miliar dolar AS sampai dengan 1,4 miliar dolar AS.

Inpex, kata dia, juga telah menyampaikan surat Final Revisi 2 Rencana Pengembangan Lapangan 1 (Revisi 2 Pod I) dengan memasukkan CCS kepada SKK Migas pada 4 April 2023.

Adapun Wilayah Kerja Masela berlokasi Laut Arafura atau sejauh 650 km dari Kepulauan Maluku dan 170 km dari Kepulauan Babar dan Tanimbar dengan luas wilayah kerja 2.503 km persegi.

Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bernilai 19,8 miliar dolar AS (sekitar Rp285 triliun) dan ditargetkan mulai berproduksi pada 2027.

Blok Masela berpotensi memproduksi gas 1.600 juta standar kubik per hari (MMSCFD) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun, gas pipa 150 MMSCFD, dan 35 ribu barel minyak per hari.

Baca juga: Hipmi Maluku mendorong percepatan realisasi Blok Masela

Baca juga: Moeldoko ingatkan Blok Masela harus perhatikan masyarakat terdampak

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023