Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan strategi penanganan sampah di Indonesia dilakukan secara berkelanjutan melalui ekosistem ekonomi sirkular.
 
"Pendekatan kolaborasi ditempuh untuk mencapai target penurunan emisi dari sektor sampah dalam kerangka program zero waste zero emission," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati di Jakarta, Sabtu.
 
Vivien menjelaskan pembangunan ekosistem ekonomi sirkular penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Baca juga: KLHK tingkatkan sinergi untuk mencapai target Indonesia Bersih 2025
 
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, swasta, dan komunitas bertujuan untuk membentuk rantai nilai pengelolaan sampah.
 
"Masing-masing pihak mempunyai peran dalam suatu proses yang berputar yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional dan pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca," ujarnya.
 
KLHK mencatat bahwa Indonesia berhasil mengurangi timbulan sampah sebanyak 17,34 persen atau setara 12 juta ton dari total timbulan sampah mencapai 69,2 juta ton pada tahun 2022.

Baca juga: KLHK optimis mampu wujudkan Indonesia bebas TPA baru pada 2030
 
KLHK telah mencanangkan program bertajuk Indonesia Bersih 2025 yang berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
 
Melalui program itu, KLHK menargetkan Indonesia dapat menangani 70 persen sampah dan mengurangi 30 persen sisanya melalui strategi dari hulu ke hilir.

Baca juga: Akademisi: Ekonomi sirkular bisa tekan tingkat pencemaran lingkungan
 
"Dengan penguatan rantai nilai oleh para pihak, kami optimistis dapat bersama-sama menjawab tantangan dan solusi untuk mengatasi persoalan sampah Indonesia," kata Vivien.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023