Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan demi mewujudkan target Indonesia Bersih 2025.
 
"Kalau kita bisa sinergis, maka Indonesia bersih pada tahun 2025 bisa tercapai dengan pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam acara penutupan Festival Peduli Sampah Nasional 2023 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat.
 
Vivien menjelaskan bahwa penanganan sampah harus dilakukan dari hulu ke hilir agar maksimal mengurangi timbulan sampah, baik organik maupun anorganik.
 
Di sektor hulu, KLHK mendorong penanganan sampah di tingkat komunitas, sekolah, produsen hingga industri melalui gerakan pembuatan kompos dan magot untuk sampah organik, serta pemilahan untuk sampah anorganik.
 
Pada tingkat tengah, KLHK mendorong pertumbuhan bank sampah hingga tempat pemrosesan sampah reduce-reuse-recycle (TPS 3R).
 
Sedangkan bagian hilir melalui pengaplikasian berbagai teknologi pengolahan sampah untuk menjadi berbagai produk olahan, produk baru, hingga sumber energi.
   
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah dan sekitar 18,5 persen dari volume sampah tersebut berupa sampah plastik.
 
"Pada 2022, jumlah pengurangan sampah sudah 17 persen atau hampir separuh jalan dari target pengurangan sebesar 30 persen pada tahun 2025," kata Vivien.
 
"Kita harus menguatkan semua pihak untuk bekerja di hulu. Kita kurangi sampah, kemudian kita kurangi juga sampah yang akan dibuang ke TPA," imbuhnya.

Baca juga: Bank sampah manfaatkan kulit mengkudu jadi teh raih penghargaan KLHK

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023