Beijing (ANTARA) - China mempertimbangkan sejumlah kebijakan untuk memajukan pemulihan ekonomi berkelanjutan, demikian keterangan dari pertemuan eksekutif Dewan Negara yang diketuai Perdana Menteri Li Qiang pada Jumat.

Pertemuan itu menguraikan perekonomian China secara keseluruhan sedang mengalami rebound dan pemulihan yang indikasinya terlihat dari pulihnya permintaan pasar, meningkatnya produksi dan pasokan, stabilnya harga-harga dan lapangan kerja, dan adanya kemajuan pembangunan berkualitas tinggi yang berlangsung solid.

Pertemuan itu juga menyimpulkan bahwa pemulihan ekonomi China dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang semakin rumit dan perlambatan dalam sektor perdagangan serta investasi global. Menanggapi perubahan lanskap ekonomi ini, pertemuan itu menandaskan bahwa memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif adalah hal yang sangat penting.

Kebijakan-kebijakan yang dibahas dalam pertemuan tersebut bercurah kepada empat aspek, meliputi memajukan kebijakan makroekonomi, memperluas  permintaan efektif, menguatkan dan mengoptimalisasi ekonomi riil, serta mencegah dan menuntaskan risiko dalam sektor-sektor utama.

Pertemuan tersebut juga membahas dan mengadopsi rencana aksi guna mendukung pendanaan bagi perusahaan-perusahaan berbasis teknologi dan rancangan peraturan tentang pengawasan serta administrasi dana investasi swasta.

Mengingat berbagai perusahaan berbasis teknologi yang sedang dalam tahap pengembangan menghadapi permintaan yang bervariasi, lembaga-lembaga keuangan didorong untuk lebih mengoptimalkan produk, pasar, dan layanannya agar memberikan layanan keuangan relay beragam di seluruh siklus hidup perusahaan-perusahaan tersebut, urai pertemuan itu.

Pertemuan itu juga menyimplulkan bahwa sektor dana investasi swasta berkembang pesat di China, memainkan peran positif dalam ekonomi riil dan mendukung kewirausahaan serta inovasi.  Pertemuan itu juga menyatakan peraturan administratif khusus akan membantu melindungi investor dan menjaga perkembangan sehat dalam sektor ini. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023