Beijing (ANTARA News) - Pemimpin Cina, Rusia dan empat negara Asia Tengah, Kamis, memulai pertemuan puncak, sementara Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejd dijadwalkan berbicara sebagai pengamat. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Hu Jintao akan dijadwalkan membahas program nuklir Iran dengan Ahmadinejad di sisi pertemuan puncak Shanghai. Pemimpin dari Cina, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan berencana merayakan munculnya kelompok baru internasional pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) Kamis. Mereka direncanakan memusatkan perhatian pada upaya memerangi penyelundupan obat bius dan terorisme serta hubungan ekonomi yang berkembang, tapi acara diperkirakan didominasi oleh upaya guna menyelesaikan percekcokan mengenai program pengayaan uranium Iran. Iran, Pakistan, India dan Mongolia saat ini memiliki status pengamat di SCO. Hu dijadwalkan menyampaikan pidato pembukaan dan mengajukan usul bagi perkembangan SCO, yang secara resmi diluncurkan pada 2001 sebagai kelompok keamanan. Berbagai kesepakatan pinjaman dan kontrak bernilai dua miliar dolar AS diperkirakan ditandatangani selama pertemuan puncak tersebut, kata beberapa pejabat Cina. Sebagian fakta soal SCO Berikut ini adalah sebagian fakta mengenai organisasi tersebut: Cina, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan mendirikan kelompok itu di Shanghai pada 2001. Perhimpunan tersebut berkembang melewati "Shanghai Five" yang didirikan 1996 untuk melakukan demiliterisasi perbatasan antara Cina dan bekas Uni Sovyet. Selain enam anggota penuh, negara pengamat --Iran, Pakistan, India dan Mongolia-- dijadwalkan mengikuti pertemuan puncak di Shanghai. Afghanistan juga menyatakan akan hadir. Perhimpunan itu mengadakan pelatihan militer bersama pada Maret di Kyrgyzstan, Uzbekistan dan Tajikistan. Tahun depan, pelatihan direncanakan diselenggarakan di Rusia. Iran telah mengajukan permintaan untuk bergabung dengan organisasi tersebut, dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dijadwalkan menghadiri pertemuan tahun ini. Iran menghadapi ancaman sanksi PBB, jika negeri itu tak menghentikan kegiatan pengayaan uranium, dan mengakui tuduhan bahwa negeri tersebut sedang berusaha membuat bom atom. Beijing dan Moskow telah menyatakan mereka keberatan jika sanksi dijatuhkan atas Iran. Persaingan untuk menjadi pemasok energi listrik Asia Tengah telah meningkatkan pentingnya organisasi tersebut. Uzbekistan menandatangani kesepkata eksplorasi energi bersama senilai 600 juta dolar AS dengan Cina awal tahun ini. Tahun lalu, anggota perhimpunan itu mengeluarkan komunike akhir yang menyeru Amerika Serikat agar mengajukan jadwal bagi penarikan tentaranya dari tanah anggota SCO. AS masih menempatkan pasukan di Kyrgyzstan, dan tahun lalu menutup satu pangkalan udara di Uzbekistan. Isi deklarasi pertemuan puncak tahun ini belum jelas, tapi pembantu menteri luar negeri Cina Li Hui pekan ini mengatakan pembentukan jaringan anti-obat bius di sekitar Afghanistan guna memberantas penyelundup obat bius di Asia tengah menjadi prioritas, demikian laporan AFP dan Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006