Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) menginisiasi usaha budi daya tanaman hias sebagai salah satu upaya pemberdayaan sosial bagi kelompok penerima manfaat (KPM) sekaligus melestarikan tanaman endemik Indonesia.
 
Di beberapa sentra terpadu atau sentra milik Kemensos, penerima manfaat (PM) seperti lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan sosial ekonomi lainnya diberikan berbagai pelatihan budi daya tanaman hias, salah satunya di Sentra Wyata Guna Bandung pada Ahad (18/6).
 
"Atas arahan Menteri Sosial Ibu Tri Rismaharini, sentra terpadu memanfaatkan lahan yang ada untuk budidaya tanaman hias. Selain itu juga untuk budidaya beberapa hasil pertanian lainnya," kata Kepala Sentra Wyata Guna Bandung Iri Sapria melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
 
Iri mengatakan pelatihan secara massal ini pertama kalinya dilaksanakan di Sentra Wyata Guna.

Baca juga: Mensos terjemahkan Hari Lahir Pancasila dengan tindakan di Asmat

Baca juga: Mensos Risma serahkan kapal fiber hingga penuhi gizi anak di Agats
 
Setidaknya terdapat 31 peserta yang mengikuti pelatihan ini, terdiri dari PM, pegawai Sentra Wyata Guna, dan warga sekitar sentra. Peserta dilatih mulai dari penanaman hingga penjualan tanaman hias.
 
Sebelumnya, sudah terdapat seorang penerima manfaat yang menekuni budi daya tanaman hias di Sentra Wyata Guna.
 
"Di sini dia diberdayakan lebih lanjut untuk berusaha dan mandiri dalam berjualan tanaman hias. Harapannya PM lain juga bisa ikut mengembangkan usaha ini," ujarnya.
 
Selain dukungan pelatihan, Kemensos juga akan menyiapkan konter sebagai tempat pemasaran hasil budidaya tanaman hias para PM.
 
Tidak sampai di situ, Kemensos tahun ini akan mendaftarkan para PM yang telah membudidayakan tanaman hias untuk mengikuti pameran FLOII Convex, pameran tanaman hias terbesar di Indonesia yang rencanakan akan digelar di ICE BSD, Tangerang.
 
Salah satu peserta pelatihan, Tata (42) mengakui banyak mendapat tambahan ilmu di pelatihan ini.
 
"Saya belum pernah mendapat pelatihan apapun selama ini. Dari pelatihan ini saya mendapat cara meracik media tanam, membasmi hama dan cara memperbanyak tanaman yang membutuhkan keterampilan khusus," tutur Tata, yang hampir 30 tahun menekuni dunia tanaman hias secara autodidak.
 
Hingga kini, Tata telah mampu memasarkan tanaman hiasnya secara online dengan jangkauan paling jauh hingga Nusa Tenggara Timur.
 
Ia berharap, melalui pelatihan ini dirinya dapat memperoleh peluang untuk memasarkan hasil budidaya hingga taraf internasional, salah satunya melalui pameran yang digelar di beberapa wilayah.*

Baca juga: Mensos dijadwalkan beri ternak babi, resmikan workshop kapal di Agats

Baca juga: Mensos inginkan kolaborasi BEM Nusantara dukung program dayasos

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023