Sydney (ANTARA) - Saham Asia mengawali perdagangan dengan hati-hati pada Senin, setelah menjalankan minggu terbaik mereka dalam lima bulan, karena investor melihat ke depan pada keputusan suku bunga China dan kesaksian Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell untuk petunjuk tentang jalur suku bunga ke depan.

S&P 500 berjangka naik 0,1 persen di awal Asia sementara Nasdaq berjangka menguat 0,3 persen. Obligasi pemerintah AS tidak diperdagangkan karena liburan Juneteenth, sementara obligasi berjangka naik tipis karena sedikit likuiditas.

Di Asia, Nikkei Jepang turun 0,5 persen, setelah mencapai puncak baru tiga dekade pada Jumat (16/6/2023), didukung oleh keputusan Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk mempertahankan pengaturan kebijakan ultra-mudah tidak berubah, yang telah mengirim yen ke level terendah 7 bulan terhadap dolar AS.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,1 persen, setelah mencapai level tertinggi empat bulan pada Jumat (16/6/2023) dan ditutup melonjak 3,0 persen untuk minggu lalu, yang terbaik sejak Januari.

Di China, harapan pasar untuk stimulus yang lebih kuat meningkat setelah kabinet bertemu pada Jumat (16/6/2023) untuk membahas langkah-langkah buat memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank Sentral China (PBoC) secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pinjaman acuan pada Selasa (20/6/2023), menyusul pengurangan serupa dalam kebijakan pinjaman jangka menengah minggu lalu.

Kepala ekonom China di Morgan Stanley, Robin Xing mengharapkan paket stimulus segera mengingat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua berada di 0,0 persen, tertinggal dari target pemerintah sekitar 5,0 persen untuk tahun ini.

"Hal ini membutuhkan lebih banyak pelonggaran kebijakan untuk menstabilkan investasi – penghambat utama pertumbuhan PDB kuartal kedua – dan mencegah pelemahan menyebar ke sentimen rumah tangga dan jasa-jasa," kata Xing.

Setelah pekan bank sentral yang sibuk karena pasar saham menyambut baik keputusan Fed untuk melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni, investor menantikan sejumlah pembicara Fed minggu ini, dengan Powell akan menyampaikan kesaksian di kongres pada Rabu (21/6/2023) dan Kamis (23/6/2023).

"Ketua Fed Powell memberikan kesaksian di DPR dan Senat dengan fokus pada apakah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) Juli benar-benar 'hidup', dan jika dot plot Fed dari dua kenaikan lagi adalah kasus dasar yang sebenarnya tergantung pada data atau lebih. 'aspiratif'," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank.

Pasar menilai probabilitas 70 persen dari kenaikan Fed sebesar seperempat poin pada Juli sebelum bertahan stabil untuk sisa tahun ini, meskipun para pejabat terdengar hawkish dan dot plot menunjukkan dua kenaikan lagi.

Indeks dolar sedikit berubah terhadap mata uang utama pada Senin pagi, setelah jatuh 1,2 persen pada minggu lalu, terbesar dalam lima bulan.

Yen dilemahkan oleh BoJ yang dovish, menyentuh level terendah tujuh bulan di 141,90 per dolar, sementara Bank Sentral Eropa yang hawkish, yang menaikkan seperempat poin minggu lalu, membantu euro melayang mendekati level tertinggi lima minggu di 1,094 dolar.

Harga minyak turun pada Senin pagi. Minyak mentah berjangka AS turun 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 71,24 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent turun 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 76,98 dolar AS per barel.

Harga emas diperdagangkan datar di 1.956,84 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Asia capai puncak empat bulan, BoJ tahan kebijakan ultra-longgar
Baca juga: Wall St ditutup melemah, investor pertimbangkan langkah Fed berikutnya

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023