kami hanya mengelola program, jadi uangnya tidak ke BRIN
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengusulkan penambahan dana abadi penelitian sebesar Rp5 triliun untuk tahun anggaran 2024 mendatang.
 
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan usulan itu untuk menambah akumulasi dana abadi penelitian yang saat ini hanya berjumlah Rp13 triliun.
 
"Kami mengusulkan tambahan dana abadi penelitian untuk menambah dana pokok sebesar Rp5 triliun," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
 
Handoko menuturkan dana abadi penelitian itu diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2021. Dana abadi itu sepenuhnya dikelola oleh LPDP dalam konteks sebagai manajemen investasi.

Baca juga: BRIN salurkan imbal hasil dana abadi riset berbasis kompetisi
Baca juga: Menristek: Dana abadi riset diprioritaskan untuk sektor kebencanaan
 
Menurutnya, BRIN hanya mengelola program riset, sedangkan untuk program beasiswa itu dikelola oleh Kemendikbudristek dan Kementerian Agama.
 
"Kami hanya mengelola program, jadi uangnya tidak ke BRIN, tapi uangnya berkontrak langsung dari LPDP ke penerima. Kami memproses dan mendesain risetnya, memproses review dan seterusnya," kata Handoko.
 
Lebih lanjut dia juga menyampaikan bahwa pihaknya mengusulkan pagu indikatif sebesar Rp5,96 triliun untuk tahun 2024. Usulan itu pun telah disetujui oleh Komisi VII DPR melalui rapat dengar pendapat yang digelar hari ini.
 
Handoko menjelaskan anggaran kerja tersebut terdiri dari program riset dan inovasi ilmu pengetahuan serta teknologi sebesar Rp2,28 triliun atau setara 38,34 persen dari total pagu indikatif.
 
Kemudian, program dukungan manajemen sebesar Rp3,67 triliun atau setara 61,66 persen.

Baca juga: BIC: Dana abadi riset buka harapan bagi pengembangan inovasi
Baca juga: Menristekdikti harapkan dana abadi dapat tembus Rp30 triliun
Baca juga: Dana riset butuh pondasi kuat dan lembaga independen

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023