Jakarta (ANTARA) - Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono mengatakan partai politik (parpol) harus mempunyai strategi komunikasi yang tepat untuk menggaet pemilih dari kelompok anak muda pada Pemilu 2024.
 
"Partai politik dan kandidat harus memiliki strategi komunikasi yang tepat untuk pendekatan kepada anak muda sehingga dapat menggaet suara pemilih anak muda pada Pemilu 2024," kata Arfianto saat menjadi narasumber dalam diskusi daring bertajuk Persepsi Anak Muda Jelang Pemilu Serentak Tahun 2024, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
 
Arfianto lantas mengatakan bahwa strategi komunikasi yang tepat itu salah satunya adalah dengan memberikan informasi mengenai visi dan misi, program partai, rekam jejak, serta visi dan misi calon presiden sekaligus calon anggota legislatif (caleg) melalui gaya yang diminati oleh anak muda.
 
Menurut Arfianto, parpol perlu mengambil langkah tersebut karena pada saat ini, sebagaimana temuan angket dari TII pada bulan Desember 2022, diketahui bahwa 41,82 persen responden dari kalangan anak muda belum menentukan pilihan calon anggota legislatif ataupun capres/cawapres yang mereka dukung pada Pemilu 2024.
 
Angket yang melibatkan 165 responden anak muda dengan rentang usia 17 hingga 30 tahun atau yang telah menikah itu juga menunjukkan bahwa 41,82 persen responden mengaku membutuhkan informasi terkait dengan rekam jejak, visi, misi, serta program yang ditawarkan oleh pasangan calon presiden/wakil presiden untuk menentukan pilihan.
 
Selanjutnya, 18,18 persen responden mengaku membutuhkan informasi terkait dengan partai politik peserta Pemilu 2024 dan visi, misi, serta program yang mereka tawarkan. Sebanyak 17,58 persen responden mengaku membutuhkan informasi terkait dengan rekam jejak calon anggota legislatif.
 
Narasumber berikutnya inisiator Warga Muda Wildanshah menyampaikan strategi komunikasi yang tepat untuk menggaet suara dari pemilih muda, di antaranya adalah dengan terlebih dahulu mengikuti kebiasaan anak-anak muda, seperti menonton konser, berwisata kuliner, dan mengunjungi tempat-tempat wisata.
 
"Selanjutnya, ada strategi mengambil simpati anak muda dari hobi hiburan anak muda. Ketiga, menggunakan komedi politik. Kebanyakan anak muda tidak memilih berdasarkan ideologi, tetapi hal-hal yang ringan di kehidupan. Hal ini yang membuat komedi politik menjadi penting untuk menggaet pemilih muda," kata dia.
 
Berikutnya strategi keempat adalah menggaet pemilih muda dari segi tata busana, yaitu berpakaian dengan gaya yang sama seperti anak muda pada umumnya.

Baca juga: Langkah jitu KPU rangkul pemilih muda di Pemilu 2024
Baca juga: KPU minta pemilih muda harus aktif dan kritis

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023