Surabaya (ANTARA News) - Pemkot Surabaya menyiapkan kawasan parkir atau "park and ride" sebagai pendukung pengadaan transportasi massal berupa trem dan monorel pada 2013.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Hendro Gunawan, Jumat, mengatakan pembangunan fisiknya akan segera dimulai pada 2013.

"Rencana pembangunannya terus akan dikebut," katanya.

Khusus "park and ride" di Jl. A Yani, lanjut dia, pembebasan lahannya memang menghabiskan anggaran sebesar Rp18 miliar. Lokasi ini berada di sisi utara gedung Graha Pengeran.

"Park and ride" tersebut, lanjut dia, diharapkan bisa menampung kendaraan pribadi dari arah selatan atau Sidoarjo dan Mojokerto. Selanjutnya, pemilik kendaraan pribadi bisa melanjutkan perjalanan menuju ke kantornya dengan angkutan umum bus mini, angkutan massal pengganti angkutan kota (angkot) atau trem yang tengah diprogramkan Pemkot.

Sedangkan "park and ride" di Jl. Urip Sumoharjo menampung kendaraan pribadi bagi warga di sekitarnya untuk tujuan ke kawasan Surabaya timur dan barat. Karena di kawasan Pandegiling akan ada stasiun monorel yang menghubungkan koridor barat dan timur.

Begitu juga "park and ride" di sekitar HR Muhammad guna menampung penumpang dari arah barat menuju ke timur dengan menggunakan monorel atau bus mini angkutan massal.

Tentang besaran dana untuk pembangunan "park and ride" Hendro mengaku, belum bisa memastikan sebab saat ini masih terus dilakukan penghitungan. Tapi yang pasti, dana yang dipakai nanti memakai uang APBD, sedangkan untuk proyek monorel dan trem Pemkot akan memakai investor.

Menurutnya, langkah ini dilakukan Pemkot karena ada keinginan dari Pemkot mengurangi peredaran kendaraan pribadi di Kota Pahlawan mulai 2013 nanti. Dia menuturkan, volume kendaraan pribadi di Surabaya sudah melebihi batas.

Ia melanjutkan, selama ini warga Surabaya atau luar kota selalu memakai kendaraan, terutama roda dua dan empat dari rumahnya menuju tempat kerja. Sehingga, ketika pagi sampai sore hari, kendaraan pribadi selalu membanjiri jalanan di Surabaya.

Kondisi itu, katanya, tentu tak efektif untuk kota besar sebab banyaknya kendaraan pribadi yang dipakai untuk aktivitas harian menjadi sumber kemacetan.

"Jadi nanti kendaraan pribadi tak dipakai di Surabaya, kendaraan pribadi itu hanya dipakai dari rumah ke park and ride, selanjutnya mereka pindah ke transportasi massal. Itu konsep kami, mudah-mudahan berhasil," katanya.

Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Sudirjo memgatakan moda transportasi monorel dan trem di Surabaya memang direncanakan akan melengkapi sarana transportasi di Surabaya. Keduanya diyakini akan mendukung kelancaran transportasi serta mengurangi kemacetan di Surabaya.

Tapi, bagian yang terpenting adalah bagaimana mewujudkan impian itu, karena sampai sekarang programnya saja tidak jelas. "Rencana Pemkot memaksimalkan Terminal Tambak Oso Wilangun (TOW) saja belum berhasil, sementera ke depan, pemkot sudah membangun park and ride. Ini yang kami sayangkan," katanya.

Informasi yang dihimpun Antara penyusunan Detail Engineering Design (DED) "park and ride" Jl. Ahmad Yani dengan anggaran Rp 119,6 juta, Jl. HR Muhammad (Rp 164,8 juta), Jl. Tegalsari (Rp 219,6 juta), Jl. Adityawarman (Rp 164,8 juta), dan Jl. Mayjend Sungkono TVRI (Rp 164,8 juta). Pengadaan DED telah dilelang Pemkot melalui situs Lelang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Surabaya. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013