Tanjungpinang (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rudy Chua, menyoroti kondisi SMK Negeri 1 Kota Tanjungpinang memprihatinkan, akibat kekurangan ruang belajar, bahkan kondisi sebagian bangunannya rusak parah.

Dari pantauan di lapangan, katanya, dengan jumlah murid sekitar 1.800 orang, SMK Negeri 1 Tanjungpinang membutuhkan 52 ruang belajar. Sementara jumlah yang tersedia, hanya 35 ruang belajar.

"Artinya, SMK Negeri 1 Tanjungpinang masih kekurangan 17 ruang kelas," kata Rudy Chua di Tanjungpinang, Rabu.

Baca juga: Pemprov Kepri jadikan SMKN 3 Tanjungpinang tempat isolasi COVID-19

Ia menyampaikan, karena keterbatasan ruang belajar, selama bertahun-tahun ke siswa di SMK Negeri 1 Tanjungpinang menerapkan pola belajar berpindah-pindah sesuai tempat yang kosong atau tersedia, misalnya di lapangan olahraga, laboratorium, hingga ruang kelas atau di atas tanah kosong.

Kondisi ini, lanjut dia, sangat mengganggu konsentrasi belajar anak-anak. Beberapa ruang belajar juga mengalami rusak ringan hingga parah, sehingga harus segera diperbaiki atau ditingkatkan.

"Solusi mengatasi persoalan ini, dengan meminta bantuan anggaran dari pemerintah pusat," ujar Rudy Chua.

Baca juga: Korsleting listrik sebabkan gedung SMKN 4 Tangerang terbakar

Lanjutnya menjelaskan SMK Negeri 1 sudah diusulkan dilakukan revitalisasi ke pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Usulan disampaikan Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Kepri, Cen Sui Lan.

Menurutnya secara prinsip anggaran revitalisasi sekolah tersebut sudah disetujui dan akan dikerjakan secepatnya oleh Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Kepri.

"Perkiraan awal, butuh anggaran sekitar Rp40 miliar untuk kegiatan pembangunan, rehabilitasi ruang belajar, peningkatan gedung dan fasilitas lainnya di SMK Negeri 1 Tanjungpinang," ungkapnya.

Baca juga: Gedung SMKN 2 Agam terbakar akibatkan kerugian sekitar Rp3,55 miliar

Sementara, Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) Bidang Sarana dan Prasaran SMK Negeri 1 Tanjungpinang, Mardiana, menyampaikan, gedung sekolah tersebut tidak pernah direvitalisasi sejak pertama kali dibangun tahun 1956 (sebelumnya bernama Sekolah Menengah Ekonomi Atas atau SMEA).

Ia menyebut saat ini beberapa ruangan belajar rusak parah, salah satunya ruang laboratorium yang tak bisa digunakan sama sekali.

"Hanya ada satu bangunan yang sempat direvitalisasi pada tahun 2020, melalui dana alokasi khusus (DAK) APBN. Yakni, pembangunan gedung perkantoran dua lantai," ucap Mardiana.

Baca juga: Mendikbud resmikan gedung Taman Teknologi SMKN Pangkalpinang
Baca juga: Pemprov Jateng tambah kuota PPDB 2023, capai 225.701 kursi SMA/SMKN


Pewarta: Ogen
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023