Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk membangun kota hijau dan tangguh bencana di tengah adanya peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah setempat.

Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur Sofyan Edi Jarwoko dalam keterangan yang diterima di Kota Malang, Rabu, mengatakan dalam upaya untuk mengantisipasi bencana tersebut, pihaknya menyiapkan kebijakan pembangunan kota hijau yang berkelanjutan dan tangguh menghadapi bencana.

"Komitmen ini terwujud melalui berbagai implementasi, seperti ruang terbuka hijau, urban farming, penghijauan, modernisasi TPA Supit Urang, optimalisasi peran bank sampah, digitalisasi layanan air limbah domestik, dan lainnya," kata Sofyan Edi.

Baca juga: RTH Berkurang, Malang Jadi Kota Banjir

Hal tersebut disampaikan Sofyan Edi pada saat menghadiri The 5th International Energy Week (IEW) Expo and Summit di Kuching, Sarawak, Malaysia. Dalam kesempatan itu, ia memaparkan pengelolaan tata ruang Kota Malang yang mengarah ke pembangunan kota hijau.

Menurutnya, Pemerintah Kota Malang memiliki perhatian khusus terhadap keberadaan ruang terbuka hijau. Di wilayah tersebut, saat ini terdapat 693 taman kota, hutan kota dan jalur hijau yang merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Penghijauan terus menerus kita lakukan, dimana terdapat lebih dari 13.000 pohon yang ditanam setiap tahunnya," katanya.

Sementara terkait pengelolaan sampah, katanya, Pemerintah Kota Malang berupaya untuk memberikan pengelolaan dari hulu hingga hilir yang sistematis dan berkesinambungan untuk menjadi penunjang mewujudkan Kota Malang sebagai kota hijau.

"Terkait penanganan sampah, beberapa diantaranya melalui modernisasi TPA Supit Urang serta optimalisasi bank sampah. Kota Malang menjadi pionir model bank sampah di Indonesia sejak 2011," tambahnya.

Baca juga: Jokowi kunjungi Hutan Kota Rawa Malang

Baca juga: Hutan Malabar Malang dilengkapi danau-rumah pohon


Sementara terkait dengan kota tangguh bencana, Pemerintah Kota Malang menyiapkan langkah antisipasi dengan program Kelurahan Tangguh. Penanganan bencana dilakukan secara terencana, terpadu dan terkoordinasi.

"Untuk itu, selain layanan darurat 24 jam melalui 112, terdapat aplikasi kebencanaan sebagai sistem peringatan dini," katanya.

Dalam upaya untuk mengoptimalisasi upaya penanganan bencana tersebut, diperlukan sinergi dan integrasi program yang diperkuat. Dengan harapan, bisa memberikan perlindungan, khususnya yang berada di kawasan rawan bencana dengan meningkatkan kemandirian dan kesadaran masyarakat.

Pada The 5th International Energy Week (IEW) Expo and Summit tersebut, mengangkat tema Transitioning Towards Net-Zero Carbon Future. Acara itu kolaborasi Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dengan Kementerian Energi dan Keberlanjutan Lingkungan Sarawak.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023