Beijing (ANTARA/PRNewswire)- Pada Hari Ayah, diperingati setiap minggu ketiga pada Juni, berbagai orang menunjukkan rasa terima kasih kepada sang ayah atau mengenang masa-masa yang dihabiskan bersama ayah.

Di lemari buku milik Presiden Tiongkok Xi Jinping, terdapat sebuah foto Xi ketika mendorong sang ayah, Xi Zhongxun, yang duduk di kursi roda, sementara, istri dan putri Xi berjalan di sampingnya.

Putra petani yang menjadi seorang pemimpin, Xi Zhongxun (1913-2002), selalu menganggap dirinya sebagai bagian dari rakyat pekerja.

Kehidupan yang bersahaja

Keluarga Xi  memiliki tradisi yang menerapkan disiplin pada anak-anaknya, serta menjalani kehidupan yang bersahaja. Xi Zhongxun selalu menganjurkan anak-anaknya agar tetap hidup hemat dan memberikan teladan.

Seperti yang diingat oleh sang putri Xi Qiaoqiao, Xi Zhongxun selalu mengambil dan memakan biji beras dan remah roti yang terjatuh, serta menyendok mangkuk sup dengan sepotong roti.

Ketika Xi Jinping masih anak-anak, dia mengenakan pakaian dan sepatu bekas kakaknya. Saat bekerja di Zhengding, Provinsi Hebei, Tiongkok Utara, Xi membawa selimut yang dipenuhi tambalan. Saat bertugas di Ningde, Provinsi Fujian, Tiongkok Tenggara, Xi meminta agar kantor atau rumah dinasnya tidak direnovasi.

Xi juga menekankan pentingnya pendidikan dan nilai-nilai keluarga di berbagai kesempatan. "Terlepas dari perkembangan zaman, nilai-nilai keluarga, pendidikan keluarga, dan pembinaan keluarga harus ditekankan supaya jutaan keluarga menjadi pilar penting dalam pembangunan bangsa, kemajuan etnis, dan keharmonisan sosial," ujar Xi Jinping.

Sejak menjabat sekretaris jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC), Xi Jinping berulang kali mengimbau praktik hidup hemat, serta menolak kemewahan dan pemborosan.

Tradisi keluarga Xi Zhongxun menjadi cerminan, tolok ukur, dan panduan bagi anak-anaknya.

"Urusan negara harus diprioritaskan"

Pada 15 Oktober 2001, pertemuan keluarga yang jarang terjadi akhirnya berlangsung saat perayaan ulang tahun Xi Zhongxun ke-88.

Namun, Xi Jinping, ketika itu menjabat Gubernur Provinsi Fujian, terpaksa absen mengingat kesibukan kerja. Dia lalu menulis surat yang isinya sangat menyentuh untuk sang ayah untuk mengucapkan penyesalannya.

"Anda bekerja tanpa banyak bicara demi rakyat Tiongkok. Hal ini sangat menginspirasi saya untuk mengabdikan diri dan melayani rakyat," tulis Xi dalam sebuah surat untuk sang ayah.

Setelah membaca surat tersebut, Xi Zhongxun memahami alasan ketidakhadiran putranya, dan kepada keluarga serta sahabatnya, dia berkata, "Tugas harus diutamakan, dan urusan negara harus diprioritaskan. Melayani rakyat adalah bentuk pengabdian terbesar."

Tradisi keluarga yang baik memengaruhi gaya bekerja Partai dan pemerintah.

Sejak Kongres Nasional CPC Ke-18, Xi Jinping telah berkunjung ke 14 wilayah yang kala itu mengalami kemiskinan ekstrem, serta lebih dari 50 kali meninjau program pengentasan kemiskinan.

Dari "menyaksikan kemiskinan secara nyata" hingga serius "mengentaskan kemiskinan", Xi benar-benar mengemban tanggung jawab historis pada pundaknya.

"Terlepas dari jabatan Anda, melayani rakyat dengan gigih, mempertimbangkan kepentingan rakyat dengan segenap hati, tetap menjaga kedekatan dengan rakyat, dan selalu dapat dijangkau oleh rakyat," pesan Xi Zhongxun suatu saat kepada putranya.

Dengan pesan tersebut, Xi Jinping tidak pernah melupakan inspirasinya sebagai pengabdi rakyat.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023