Pekanbaru (ANTARA) - Wakil Ketua Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah Provinsi Riau Abdul Rasyid Suharto mengatakan edukasi mengenai keuangan syariah kepada anak harus sejak usia dini dan ke rumah masyarakat.

"Pelajaran mengenai ekonomi dan keuangan syariah lebih banyak berkembang di ruang lingkup akademisi dan perguruan tinggi saja, sehingga mengakibatkan banyak masyarakat tidak paham tentang ekonomi syariah itu," kata
Abdul Rasyid pada acara Literasi Buku Pendidikan Anak Usia Dini dan Training of Trainer Guru Pelopor Ekonomi Syariah di Menara Dang Merdu BRK Syariah, Rabu.

Menurut dia ekonomi dan keuangan syariah bisa meningkat dan berkembang secara masif jika seluruh pihak pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat memiliki komitmen untuk mempelajarinya.

Rasa ingin tahu dan mempelajari harus mulai dari bawah sejak usia dini sehingga edukasi ekonomi syariah harus masuk hingga ke rumah-rumah masyarakat Islam melalui pendidikan.

"Komite Daerah meluncurkan buku literasi ekonomi syariah ‘Fiki dan Lala The Series’ yang bisa diakses masyarakat secara online melalui website https://linktr.ee/fikidanlalatheseries.

Dengan buku elektronik tersebut para orang tua dapat memperkenalkan dan mengedukasi anak-anaknya secara umum dan ringan, mengenai ekonomi syariah.

Buku elektronik itu juga menceritakan apa itu uang, fungsi uang dan penggunaan uang yang baik secara Islam.

Serta menyuguhkan animasi kartun yang menarik dan jalan cerita yang penuh dengan pesan moral yang bermanfaat dalam proses pembentukan akhlak anak.

Direktur Insfrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Riau dalam menerapkan program sekolah penggerak ekonomi syariah kepada empat sekolah di Pekanbaru yakni SMAN 4, SMAN 10, SMKN 1 dan SMKN 6.

Sesuai arahan bapak Wakil Presiden bahwa Indonesia harus mencapai indeks literasi 50 persen pada tahun 2025.

Berdasarkan data yang dimuat oleh Bank Indonesia, indeks literasi Indonesia baru mencapai 23,3 persen pada tahun 2022.

"Artinya hanya 23/100 orang di Indonesia ini yang memahami dengan baik apa itu ekonomi syariah. Berarti yang lain belum memahami dengan baik. Karena itu jalur pendidikan menjadi salah satu strategi untuk mendorong peningkatan literasi masyarakat Indonesia terkait ekonomi syariah," kata Sutan Emir.
Antara/Frislidia.
 

Baca juga: Kemenko Perekonomian-OJK gelar edukasi keuangan syariah di ponpes

Baca juga: Peserta pesantren kilat dapat edukasi keuangan syariah


 

Pewarta: Frislidia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023