Nama Hayati Rhizovit ini tercermin pada banyaknya manfaat dan kandungan yang mampu menghasilkan osmoprotektan, yang meningkatkan ketahanan tanaman pada kekeringan
Malang (ANTARA) - Dosen Fakultas Peternakan Pertanian (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Ali Ikhwan menciptakan pupuk hayati untuk mengatasi lahan kering, yang diberi nama Hayati Rhizovit.

"Nama Hayati Rhizovit ini tercermin pada banyaknya manfaat dan kandungan yang mampu menghasilkan osmoprotektan, yang meningkatkan ketahanan tanaman pada kekeringan," kata Ali Ikhwan di Malang, Jawa Timur, Kamis.

Selain itu, katanya, dalam pupuk hayati ini juga terdapat hormon yang dapat memacu pertumbuhan tanaman, juga menghasilkan senyawa yang berfungsi sebagai pestisida organik, sehingga membendung serangan hama penyakit bagi tanaman.

Pupuk hayati memiliki beragam manfaat untuk membantu pertumbuhan tanaman. Kebutuhan tanaman akan nutrisi hara dalam tanah biasanya spesifik, sehingga pembuatan pupuk berbahan dasar tanaman dikembangkan dengan sifat dan kandungan yang juga spesifik.

Menurut Ali, penelitian pupuk ini berfokus pada lahan kering. Apalagi melihat luas lahan kering di Indonesia mencapai sekitar 150 juta hektare. Angka ini jauh lebih luas ketimbang lahan yang memiliki perairan teknik irigasi yang baik.

Baca juga: Unej temukan pupuk hayati pengendali nematoda pertama di Indonesia

Ia menjelaskan saat ini banyak peneliti yang hanya berfokus pada lahan perairan. Padahal, kata dia, ada aspek lain yang bisa dikembangkan dan diteliti. Salah satunya adalah lahan kering. Dalam penelitian ini ia menyasar pada lahan jagung.

Terkait pembiayaan, Ali dan tim mendapatkan dana dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama tiga tahun. Pupuk ini saat ini juga dalam proses dipatenkan. Kemudian disebarluaskan untuk para petani yang ada di Indonesia, utamanya mereka yang memiliki masalah pada lahan kering.

“Kami memulai penelitian ini pada 2020. Ada banyak mitra yang sudah kami ajak kerja sama. Begitu juga dengan kelompok tani. Beberapa sudah mencoba menggunakan pupuk ini sembari menunggu paten terbit,” katanya.

Berdasarkan penelitian, hasil produksi jagung yang menggunakan pupuk Hayati Rhizovit melonjak naik hingga 90 persen. Adapun pupuk ini dikeluarkan berbentuk granule dan cair. Tujuannya agar para petani memiliki pilihan, mengingat tidak semua pupuk dalam bentuk cair dapat dikirim ke seluruh Indonesia.

Pupuk Hayati Rhizovit ini juga memiliki biaya produksi yang lebih murah, karena pupuk tersebut lebih efektif dan efisien, baik dari aspek bahan hingga biaya produksi.

”Semoga saya dan beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat. Salah satunya memberikan keuntungan yang lebih banyak bagi petani jagung dengan harga pupuk yang terjangkau,” ujarnya.

Baca juga: Dosen Universitas Alkhairaat Palu temukan pupuk hayati trichoderma

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023