Yogyakarta (ANTARA News) - Korban kedua yang terjebak dalam bunker Gunung Merapi di Kaliadem akhirnya berhasil ditemukan, juga dalam keadaan tewas, menyusul penemuan korban pertama oleh tim evakuasi beberapa saat sebelumnya. Ketua Tim Evakuasi yang juga Komandan Kodim 0732 Sleman, Letkol Infanteri Mursal, Jumat, mengatakan korban kedua, yang teridentifikasi bernama Kentheng, relawan dari kelompok Arta Graha, ditemukan berada di dalam bak mandi yang suhu airnya masih panas. "Korban kedua ditemukan di dalam kamar mandi, sedangkan korban pertama ditemukan di dekat pintu bunker," katanya. Kedua korban terjebak di dalam bunker Merapi di Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu sore (14/6) ketika Gunung Merapi meluncurkan awan panas besar berjarak tujuh kilometer ke sektor selatan. Material vulkanik yang terbawa bersama awan panas tersebut menimbun bunker sehingga untuk menemukan pintu bunker, pada Kamis (15/6) tim evakuasi harus mendatangkan alat berat jenis Backhoe. Ia menambahkan saat ini suhu udara di dalam bunker berkisar antara 45 - 47 derajad Celsius, sedangkan suhu material vulkanik yang tertimbun di dalam bunker mencapai 400 derajad Celcius. Untuk mengatasi hawa panas di dalam bunker, tim evakuasi bekerja dengan mengenakan pakaian anti panas. Menurut Letkol Infanteri Mursal, proses evakuasi terhadap kedua korban yang terjebak di dalam bunker itu, yang dimulai lagi pada Jumat sekitar pukul 06.00 WIB, sempat terhenti karena awan panas yang meluncur tiba-tiba dan memaksa tim evakuasi berlari meninggalkan lokasi. Selanjutnya, jenazah korban kedua juga dibawa ke RS Dr Sardjito untuk diotopsi. Meskipun kedua korban sudah diketemukan, katanya, tetapi proses evakuasi tetap dilanjutkan untuk mengetahui apakah ada korban lain yang terjebak di dalam bunker, selain kedua korban tersebut. Sementara itu, pihak RS Sardjito ketika dihubungi menyebutkan belum melakukan proses otopsi terhadap korban awan panas tersebut karena masih menunggu permintaan dari pihak kepolisian. (*)

Copyright © ANTARA 2006