Jadi, bantuan berupa uang diserahkan kepada pokmas, mereka memasak, kemudian diserahkan ke lansia
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Sosial (Kemensos) RI memberdayakan kelompok masyarakat (pokmas) untuk membantu program permakanan masyarakat lanjut usia (lansia) yang hidup mandiri dan akan berlangsung mulai Juli hingga Desember 2023.
 
“Selama ini, khusus lansia itu diberi makanan oleh ibu-ibu pengajian, dari empat jenis pilihan pengadaan, kami akhirnya memilih pokmas, untuk memberdayakan mereka. Jadi, bantuan berupa uang diserahkan kepada pokmas, mereka memasak, kemudian diserahkan ke lansia,” kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos) Pepen Nazaruddin pada acara Forum Salemba 28 yang diselenggarakan di kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Jumat.
 
Ia menjelaskan, bantuan makanan ini akan diantarkan langsung kepada para lansia, yang diambil dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos. Sedangkan menu yang disajikan akan disesuaikan dengan saran dan kajian ahli gizi.
 
“Menunya mesti mengandung nasi atau karbohidrat lain yang sejenis, lauk yang mengandung protein hewani atau nabati, buah, sayur, dan air mineral. Selain itu, syarat bantuan permakanan ini juga harus higienis,” ucapnya.
 
Adapun program permakanan lansia ini adalah kelanjutan dari tahun 2022, yang sebelumnya dianggarkan Rp21.000 per hari, kini naik menjadi Rp30.000 untuk dua kali makan per hari, dan akan berlangsung selama enam bulan, mulai Juli-Desember 2023.
 
Pepen menegaskan, selama waktu enam bulan tersebut Kemensos RI akan terus melakukan pemantauan kepada pokmas, sehingga bisa memberikan solusi yang terbaik bagi program permakanan yang diharapkan bisa terus berkelanjutan.
 
Ia menuturkan, sasaran program ini difokuskan pada lansia mandiri, karena lansia dalam keluarga sudah mendapatkan bantuan melalui program keluarga harapan (PKH).
 
“Di PKH sudah ada komponen untuk lansia, sehingga program permakanan ini tidak untuk PKH, karena diharapkan untuk melengkapi lansia yang tidak punya keluarga,” kata Pepen.
 
Terkait dengan regulasi, Pepen menyatakan bahwa titik krusial penggunaan anggaran ini memang ada di pokmas, tetapi Kemensos secara berkelanjutan juga akan melakukan "monitoring", serta bekerja sama dengan tim aparat penegak hukum.
 
“Kami tidak akan lepas, di lapangan jadi tanggung jawab kita semua, beberapa kali kami juga sudah bertemu dengan pokmas, kita secara intens melihat bagaimana pokmas menjalankan program ini,” ujar dia.
 
Selain itu, Kemensos RI juga akan melakukan pemantauan melalui aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) sehingga pengawasan bisa lebih mudah.
 
“Kita akan membuat aplikasi, jadi nanti pokmas cukup foto waktu kegiatan memasak atau mengirimkan makanannya, juknis-nya kita buat seperti itu,” ujar dia.
 
Pepen juga menyampaikan apresiasinya kepada pokmas yang selama ini mau berdedikasi secara sukarela dan mau meluangkan waktunya untuk membantu program permakanan lansia ini.
 
“Kita akan terus berkonsolidasi dengan pokmas, nantinya pada saat berjalan data juga kemungkinan akan berubah, saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pokmas yang bersedia menyediakan waktunya dan berdedikasi untuk program permakanan ini,” demikian Pepen Nazaruddin.

Baca juga: Kemensos tumbuhkan kesetiakawanan sosial lewat program permakanan 
Baca juga: Mensos sebut usulan penerima manfaat baru bisa disampaikan ke daerah
Baca juga: Mensos akan beri pendampingan pada korban pelecehan di Lampung Tengah

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023