untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis 93W di Samudera Pasifik sebelah utara Papua yang berpotensi mempengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Deputi Meteorologi Guswanto di Jakarta, Sabtu menyampaikan bibit siklon tropis 93W itu tepatnya berada di sekitar 9,9 lintang utara dan 138,6 bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1007.8 milibar (mb) bergerak ke arah barat laut.

"Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," katanya.

Ia mengemukakan dampak dari bibit siklon 93W terhadap cuaca di sejumlah wilayah Indonesia, yakni hujan sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Selain itu, lanjutnya, dampak bibit siklon 93W itu juga mempengaruhi tinggi gelombang di kisaran 1,25 sampai 2,5 meter di perairan utara Papua dan Samudera Pasifik utara Papua.

Baca juga: BMKG: Siklon Tropis Mawar berpotensi pengaruhi gelombang tinggi
Baca juga: BMKG deteksi dua bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia


Ia menyampaikan, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, BMKG terus melakukan pemantauan terhadap kemungkinan adanya potensi siklon tropis yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.

Sebelumnya, Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Indra Permanajati menekankan mengenai pentingnya pencegahan bencana jangka panjang.

Indra menambahkan, pada saat ini strategi pencegahan dampak bencana telah banyak dilakukan.

Kendati demikian, untuk mengoptimalkan pencegahan jangka panjang, kata dia, maka strategi pencegahan pada faktor penyebab terjadinya bencana harus juga digencarkan. Tujuannya, untuk mengoptimalkan keberhasilan kegiatan pencegahan bencana.

"Memang beberapa bencana tidak bisa dikendalikan oleh manusia, misalkan gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung api. Hal itu karena manusia hanya bisa sebatas mengetahui penyebabnya. Tetapi dengan mengetahui karakteristik dan penyebab bencana dari awal, maka akan bermanfaat untuk mengoptimalkan sistem pencegahan dini," katanya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023