London (ANTARA) - Pangeran William pada Senin meluncurkan proyek ambisius berjangka waktu lima tahun dengan tujuan untuk mengakhiri kasus tunawisma di Inggris yang dianggapnya sebagai tugas besar.

William, 41, putra tertua Raja Charles dan pewaris takhta, telah lama mendukung kegiatan amal untuk menolong tunawisma.

Sang pangeran terinspirasi dari mendiang ibunya Putri Diana, yang pernah membawa William mengunjungi tempat penampungan kaum terlantar ketika dia berusia 11 tahun.

Pada 2009, William melakukan aksi tidur di jalanan pada musim dingin untuk menyoroti masalah tersebut dan tahun lalu terlihat di jalanan London menjual majalah "Big Issue", yang biasanya dijual oleh para tunawisma.

Proyek terbaru William yang diberi nama Homewards didanai tiga juta poundsterling (setara Rp57 miliar) oleh yayasan amalnya. Selain itu, yayasan tersebut juga akan menyediakan tenaga ahli dan program kemitraan untuk mencegah kasus tunawisma di enam wilayah.

Pangeran William dijadwalkan berkeliling pada Senin dan Selasa untuk memublikasikan proyek tersebut dan bertemu dengan pihak yang terlibat dalam menangani masalah tersebut.

"Saya beruntung telah melihat secara langsung kerja keras dari orang-orang dan organisasi di seluruh sektor. Ini membawa dampak nyata dari upaya mereka dan apa yang dapat dilakukan ketika masyarakat lebih fokus pada pencegahan tunawisma, daripada mengelolanya," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah tugas besar, tetapi saya yakin bahwa semua mungkin dilakukan dengan kerja sama untuk mengurangi angka tunawisma dan mencegah mereka kembali ke jalanan," sambungnya.

Proyek ini didukung oleh Royal Foundation, organisasi amal William dan istrinya Kate. Setiap lokasi yang disasar akan menerima 500.000 poundsterling (sekitar Rp9.5 miliar).

Menurut yayasan tersebut, terdapat lebih dari 300 ribu orang, setengahnya adalah anak-anak, yang tidur di luar atau di mobil, tinggal di akomodasi sementara, hostel, atau dengan kerabat. Sejumlah badan amal telah memperingatkan bahwa angka tersebut diperkirakan akan meningkat karena krisis biaya hidup yang sedang berlangsung.

Program yang digambarkan juru bicara pangeran sebagai "momen besar bagi sang pangeran" adalah proyek William yang paling signifikan sejak ia diangkat menjadi Pangeran Wales setelah kematian neneknya Ratu Elizabeth September lalu.

Sementara itu seorang kritikus mengatakan William sebagai seseorang yang munafik untuk berbicara tentang pengentasan tunawisma.

"Hal terakhir yang kita butuhkan adalah William terlibat dalam masalah ini. Seorang pria yang memiliki tiga rumah besar dan tanah luas yang diberikan kepadanya oleh negara," ujar kepala eksekutif kelompok anti-monarki, Graham Smith.

Sumber: Reuters

Baca juga: Media AS: San Francisco seperti "distopia" dan alami "apokalips zombi"
Baca juga: Kematian penghuni tempat penampungan tunawisma New York naik 58 persen
Baca juga: Diaspora Muslim Indonesia bagikan donasi kepada tunawisma Jepang

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023