Itu kesalahan pencatatan, yang kami akui dan sekarang diperbaiki."
Washington (ANTARA News) - Pasukan pimpinan NATO di Afghanistan pada Selasa menyatakan, salah melaporkan tujuh persen penurunan jumlah serangan gerilyawan Taliban pada lalu tahun, dengan mengakui bahwa sebenarnya tidak ada penurunan dalam angka, yang diawasi ketat.

Pengungkapan itu menimbulkan pertanyaan tentang pernyataan Amerika Serikat baru-baru ini tentang kemajuan dalam perang mahal dan tidak disukai tersebut. Itu juga menjadi pengingat akan ketahanan Taliban saat pasukan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang berangsur ditarik, siap menyatakan tugas tempur selesai pada akhir tahun depan, lapor Reuters.

Pasukan Bantuan Keamanan Asing NATO atau ISAF menunjuk kesalahan pencatatan, yang tidak memperhitungkan beberapa data dari pasukan Afghanistan, yang semakin menanggung beban kemelut saat pasukan Barat pindah ke peran mendukung.

Sesudah membarui angka, penurunan tujuh persen pada tahun lalu dalam yang disebut serangan musuh -data utama digunakan untuk membantu menilai kemajuan perang- terbukti sebaliknya atau tidak berubah antara 2011 hingga 2012, kata ISAF.

"Itu kesalahan pencatatan, yang kami akui dan sekarang diperbaiki," kata juru bicara ISAF.

Juru bicara Pentagon George Little menyebut kesalahan itu disesalkan dan meremehkan dampak pada keseluruhan penilaian kemajuan dalam perang terpanjang Amerika Serikat tersebut. "Terlepas dari penyesuaian itu, penilaian kami tentang dasar kemajuan di Afghanistan tetap bagus," kata Little.

Dalam perjalanan ke Kandahar pada Desember, Menteri Pertahanan Leon Panetta menyatakan melihat kekerasan "turun" di Afghanistan, yang dapat merujuk ke sejumlah ukuran, bukan hanya serangan musuh.

Little, yang berbicara kepada wartawan di Pentagon, menyatakan kecenderungan luas menuju ke arah benar, dengan 80 persen dari kekerasan di Afghanistan terjadi di daerah tempat kurang dari 20 persen dari penduduk Afghanistan tinggal.

Jumlah korban di kalangan Amerika Serikat pada tahun ini juga turun tajam sejak awal 2012. Tapi, pada saat sama, korban di antara pasukan Afghanistan meningkat.

Amerika Serikat dan sekutunya sedang menimbang jumlah kekuatan untuk tinggal di Afghanistan setelah sebagian besar tentara Barat, sekarang sekitar 100.000 orang, mundur pada akhir tahun depan.

Pada pekan lalu, kepala pertahanan bertemu di Brussels membahas kekuatan 8.000 hingga 12.000 tentara di negara itu, kata Pentagon, dengan menekankan bahwa keputusan belum dibuat.

Pejabat tinggi NATO pada bulan lalu menyatakan Amerika Serikat mengharapkan sekutu lain NATO menyumbang antara sepertiga hingga setengah dari jumlah pasukan kiriman Washington. (B002/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013