Makassar (ANTARA) - PT BRI memprioritaskan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian sebagai salah satu wujud mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya pada wilayah Regional Office (RO) Makassar.

Ruang lingkup BRI RO Makassar meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Ambon Maluku.

"Penyaluran KUR Pertanian sekitar 60 persen dari total penyaluran KUR Mikro, karena memang wilayah pertanian kita banyak," ujar CEO BRI Regional Makassar Rahman Arif di Makassar, Senin.

BRI RO Makassar merilis penyaluran KUR Mikro sejak Maret hingga 22 Juni 2023 sebesar Rp5,57 triliun, sementara penyaluran KUR Super Mikro sebanyak Rp26,7 miliar sehingga total penyaluran KUR sebanyak Rp5,65 triliun.

Rahman Arif menjelaskan bahwa KUR pertanian diperuntukkan bagi para petani atau berbagai pihak yang mengerjakan sektor pertanian.

Kredit usaha ini untuk membantu permodalan para petani dalam mengelola sawahnya, seperti pembibitan dan pemupukan sehingga dalam proses produksinya bisa menghasilkan hasil tani yang berkualitas sesuai harapan.

Nilai pinjaman KUR Pertanian ini beragam, mulai dari Rp10 juta hingga maksimal Rp100 juta. Pinjaman ini berbeda dengan yang lainnya, sebab pada KUR Pertanian, para nasabah (petani) melakukan pinjaman disesuaikan dengan masa tanam dan masa panen dengan jangka waktu per enam bulan.

"Jadi kita perhitungkan kebutuhan masing-masing luas tanahnya, petaninya butuh berapa untuk menggarap itu, sementara KUR mikro sampai 100 juta untuk 1 petani sesuai kebutuhannya," ujar Rahman.

Tahun 2022, BRI RO Makassar berhasil menyalurkan dana KUR sebanyak Rp19 triliun, sekaligus mencatatkan diri sebagai pihak perbankan yang telah menyalurkan KUR terbesar di luar Pulau Jawa.

Sementara di tahun ini, lanjut Arif Rahman, target penyaluran KUR hampir sama tahun sebelumnya. Namun jika target telah tercapai, pihak BRI bisa kembali mengajukan penambahan kuota dana KUR untuk masyarakat di ruang lingkup kerja BRI RO Makassar.

Salah satu penerima KUR Pertanian asal Kabupaten Gowa bernama Daeng Tompo mengakui sangat terbantu dengan hadirnya KUR Pertanian dengan sistem pinjaman berdasarkan musim panen.

Pasalnya, KUR Pertanian ini menyesuaikan dengan penghasilan petani yang musiman atau per enam bulan, sesuai jarak waktu antara musim tanam dan musim panen.

"Ini tentu bagus, karena angsurannya setelah musim panen, kita juga lebih punya waktu untuk cari angsurannya, jadi pinjaman modalnya bisa kita kelola lebih lama," ujar Daeng Tompo.


Baca juga: Mentan minta pemda optimalkan KUR untuk biayai program pertanian

Baca juga: Kementan: penyaluran KUR pertanian lampaui target Rp90 triliun

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023