Ekuitas Asia bersiap untuk penurunan pada Selasa, didorong oleh perilaku penghindaran risiko Wall Street,
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia terhuyung-huyung pada awal perdagangan Selasa, ketika investor bertahan di kisaran ketat menunggu petunjuk tentang prospek suku bunga dan mewaspadai risiko tentang pemulihan ekonomi China yang goyah dan perkembangan di Rusia setelah pemberontakan yang dibatalkan.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,08 persen pada pukul 01.26 GMT, setelah turun 0,06 persen satu jam sebelumnya. Sementara itu, indeks acuan Nikkei Jepang juga merosot 1,0 persen.

"Ekuitas Asia bersiap untuk penurunan pada Selasa, didorong oleh perilaku penghindaran risiko Wall Street," kata Anderson Alves, analis makro global di ActivTrades.

Baca juga: Saham Asia dibuka turun, minyak naik setelah pemberontakan Rusia gagal

Ketiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah pada Senin (26/6/2023), dengan saham momentum megacap menarik Nasdaq yang padat teknologi turun paling banyak.

Dow Jones Industrial Average turun 0,04 persen, S&P 500 kehilangan 0,45 persen dan Komposit Nasdaq tergelincir 1,16 persen.

"Penting untuk menyebutkan bahwa rasa kehati-hatian berlaku di kalangan investor sehubungan dengan lintasan ekonomi global selama beberapa bulan mendatang," kata Alves.

"Ancaman potensi resesi selama siklus suku bunga tinggi, yang diberlakukan oleh bank-bank sentral, dapat berdampak signifikan terhadap AS dan Eropa, sehingga mempengaruhi perdagangan global, kondisi pembiayaan, dan permintaan."

Baca juga: Saham China dibuka menguat, indeks Shanghai terdongkrak 0,09 persen

Indeks Hang Seng Hong Kong dan Indeks saham unggulan CSI300 China masing-masing dibuka naik 0,3 persen dan 0,1 persen, menghapus penurunan dari empat sesi terakhir.

S&P Global pada Senin (26/6/2023) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China menjadi 5,2 persen pada 2023, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,5 persen, menggarisbawahi sifat pemulihan negara yang tidak merata dari pandemi.

Ini adalah pertama kali lembaga pemeringkat kredit global memangkas proyeksi China tahun ini dan mengikuti prediksi yang diturunkan oleh bank-bank investasi besar termasuk Goldman Sachs.

Redmond Wong, ahli strategi pasar China Raya di Saxo Markets, mengatakan investor juga mengamati dengan cermat aliran rebalancing akhir kuartal di saham AS.

"Penyeimbangan kembali yang akan datang diharapkan memiliki dampak penting pada dinamika pasar, karena para pedagang mempersiapkan potensi pergeseran harga saham dan sentimen pasar secara keseluruhan," kata Wong.

"Dengan bertepatannya akhir bulan dan kuartal, besarnya arus penyeimbangan kembali ini menambah elemen antisipasi dan ketidakpastian bagi pelaku pasar."

Baca juga: Saham Inggris rugi hari keenam, indeks FTSE 100 tergerus 0,11 persen

Gejolak geopolitik juga meredam selera risiko menyusul pemberontakan yang dibatalkan di Rusia pada akhir pekan, yang tampaknya mengungkap celah dalam cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

"Meskipun situasinya telah mereda, setiap pemberontakan selanjutnya terhadap Rusia tetap menjadi penyebab potensial untuk dikhawatirkan, berpotensi memicu reaksi defensif pada aset-aset safe-haven," kata Alves dari ActivTrades.

Di pasar energi, minyak mentah AS naik 0,61 persen menjadi diperdagangkan di 69,79 dolar AS per barel, sementara Brent naik 0,53 persen menjadi diperdagangkan di 74,57 dolar AS per barel, menghapus kenaikan sebelumnya.

Emas spot bertambah 0,32 persen menjadi diperdagangkan di 1.928,9 dolar AS per ounce.

Di pasar mata uang, indeks dolar naik 0,029 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah AS sepuluh tahun stabil di awal perdagangan Asia di 3,7154 persen, sementara imbal hasil dua tahun turun 7 basis poin menjadi 4,671 persen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023