Dalam momen Idul Adha, kita diminta berkurban menepis ego dan bertoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jakarta (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, Ahmad Tholabi Kharlie mengatakan, penyembelihan hewan kurban dapat menjadi pembelajaran untuk kehidupan demokrasi negara.

“Dalam momen Idul Adha, kita diminta berkurban menepis ego dan bertoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Tholabi di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan hewan kurban merupakan simbol sifat kebinatangan dari manusia, seperti rakus, serakah, dan sebagainya. Dia merujuk pada kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as.

Baca juga: Khatib Istiqlal imbau jamaah mendekatkan diri dengan fakir miskin

Oleh karena itu, penyembelihan dilakukan untuk menggugurkan sifat-sifat buruk tersebut dari diri manusia sebab, bila sifat-sifat buruk itu dipelihara, akan menjadi bagian sistem sosial yang penuh dengan hal-hal negatif. Dia mencontohkan, sifat kebinatangan manusia dapat membuat orang yang kuat menyiksa yang lemah, orang pintar mengakali yang bodoh, dan hukum dapat berbuat semena-mena.

Hikmah dari pengorbanan ego, sambung dia, sudah terasa dari masa pandemi COVID-19. Pengorbanan masyarakat mengalahkan ego demi keselamatan bersama membuat Indonesia bisa melalui pandemi COVID-19.

Dia kemudian mengingatkan soal Indonesia yang sebentar lagi akan menghadapi pesta demokrasi akibat Pemilu 2024. Dia mengimbau momen kurban bisa dijadikan pembelajaran untuk mengorbankan ego dan meningkatkan toleransi, sebagaimana yang dilakukan saat masa pandemi.

“Kita sebentar lagi akan menghadapi pesta demokrasi, ini suasananya sudah mulai terasa. Kita perlu menepis ego dan bertoleransi, dengan begitu pesta demokrasi bisa berjalan lancar dan sukses,” ujar dia.

Baca juga: Khatib Masjid Hasyim Asyari Jakarta ajak teladani Nabi Ibrahim

Dia meyakini praktik kurban merupakan suatu keniscayaan yang dapat memberikan manfaat baik secara vertikal maupun horisontal. Karena kurban memiliki makna spiritual dan sosial yang merupakan hasil dari kecintaan dan pengabdian terhadap Allah SWT.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023