Shanghai (ANTARA) - Saham China dan Hong Kong ditutup lebih rendah pada Kamis, karena para pedagang mempertahankan sikap hati-hati di tengah tanda-tanda pemulihan yang lemah di ekonomi terbesar kedua di dunia itu dan kurangnya stimulus yang kuat.

Indeks saham-saham unggulan China CSI300 turun 0,49 persen atau 18,96 poin menjadi 3.821,84 poin, dan Indeks Komposit Shanghai tergelincir 0,22 persen atau 6,99 poin menjadi 3.182,38 pada penutupan.

Di Hong Kong, indeks acuan Hang Seng berakhir merosot 1,24 persen atau 237,69 poin menjadi 18.934,36 poin, dan Indeks Hang Seng China Enterprises terpangkas 1,45 persen atau 94,63 poin menjadi ditutup pada 6.426,59 poin.

Saham Asia lainnya jatuh setelah bank-bank sentral global menegaskan kembali tekad mereka untuk mengalahkan inflasi, memperingatkan suku bunga mungkin perlu naik lebih lanjut.

Pengembang real estat di China kehilangan 1,8 persen, karena kurangnya langkah-langkah dukungan yang kuat untuk sektor ini mengecewakan investor.

"Tidak ada indikasi mereka akan meninggalkan sikap hawkish fundamental mereka terhadap properti, yang mereka (pembuat kebijakan) yakini dalam penurunan jangka panjang," kata analis Gavekal Dragonomics dalam sebuah catatan.

Saham perusahaan pariwisata turun 2,4 persen, sedangkan sektor makanan & minuman turun 1,5 persen.

Data pada Rabu (28/6/2023) menunjukkan keuntungan tahunan di perusahaan-perusahaan industri China memperpanjang penurunan dua digit dalam lima bulan pertama karena pelemahan permintaan menekan margin, memperkuat harapan akan lebih banyak dukungan kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-COVID yang tersendat.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan pada Kamis bahwa aktivitas pabrik China kemungkinan mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada Juni, meskipun dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat.

Investor asing menjual bersih 7,6 miliar yuan (1,05 miliar dolar AS) saham China pada hari ini.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan dia berharap untuk melakukan perjalanan ke China untuk membangun kembali kontak dengan Beijing, mengakui ada ketidaksepakatan antara kedua negara, MSNBC melaporkan pada Rabu (28/6/2023).

Amerika Serikat dan China sepakat untuk mempertimbangkan perluasan penerbangan komersial antara kedua negara untuk meningkatkan kontak antar manusia.


Baca juga: Saham China dibuka melemah, indeks Shanghai tergelincir 0,12 persen
Baca juga: Saham Eropa dibuka naik karena optimisme China angkat penambang
Baca juga: Saham Asia lesu tertekan gejolak Rusia, suku bunga dan risiko China

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023