Yogyakarta (ANTARA News) - Gunung Merapi masih terus mengeluarkan awan panas dan guguran lava pijar meski jarak luncurnya semakin berkurang, kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Sabtu. "Dari Pos Pengamatan Babadan dilaporkan terjadi dua kali semburan awan panas pada Sabtu dinihari antara pukul 00.00-06.00 WIB. Jarak luncurnya maksimum 1,5 kilometer yang mengarah ke Kali Gendol," katanya. Sedangkan guguran lava pijar teramati 15 kali dengan jarak luncur maksimum tiga kilometer mengarah ke Kali Krasak serta 34 kali ke Kali gendol berjarak luncur maksimum satu kilometer. Namun berdasarkan hasil rekaman seismograf, kata dia, pada dinihari tersebut telah terjadi 38 kali awan panas, 176 kali gempa multifse (MP), 304 kali gempa guguran, dua kali gempa vulkanik dangkal (VTB) dan lima kali gempa tektonik. "Pengamatan visual dari beberapa pos menyebutkan asap solfatara berwarna putih tebal dengan tekanan sedang dan ketinggian maksimum 350 meter di atas puncak," ujarnya. Gunung Merapi sejak tanggal 14 Juni pukul 14.00 WIB kembali ditingkatkan statusnya menjadi "awas" khusus untuk sektor Gendol sampai delapan kilometer dari puncak Merapi setelah sebelumnya pada 13 Juni diturunkan statusnya menjadi "siaga" oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. Peningkatan status ke level "awas" setelah hanya satu hari diturunkan menjadi "siaga" tersebut terkait dengan terjadinya luncuran awan panas dalam skala besar yang jarak luncurnya mencapai tujuh kilometer yang menelan dua korban jiwa. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006