Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Darud Dakwah Wal Irsyad (PB DDI) Suaib Tahir mengatakan hikmah yang terkandung di dalam Idul Adha dapat diteladani sebagai pedoman dalam membangun masyarakat yang damai.
 
"Oleh karena itu, hikmah-hikmah yang terkandung dalam perayaan Idul Adha, atau yang juga disebut hari raya haji dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam membangun masyarakat yang damai,” kata Suaib dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis (29/6) malam.
 
Dia menjelaskan bahwa kisah Nabi Ibrahim AS yang diabadikan menjadi hari raya kurban atau Idul Adha merupakan bukti konkret tingkat keimanan yang sangat tinggi dalam melakukan pengorbanan.
 
"Ini dibuktikan kesediaan Nabi Ibrahim melakukan pengorbanan, meskipun pada akhirnya bahwa perintah tersebut hanya sebatas ujian kepada Nabi Ibrahim untuk menguji sampai di mana ketaatannya terhadap perintah Allah," kata Suaib.
 
Menurutnya, Idul Adha menjadi momentum bagi umat Islam untuk senantiasa belajar dan merenungi bahwa Allah SWT memberikan kesempatan bagi hambanya untuk mengikis rasa ego, mengedepankan persaudaraan, dan solidaritas antar umat manusia.
 
"Sehingga, Idul Adha tidak bisa dipahami hanya sebagai ritual tahunan, tetapi lebih dari itu adalah harus mentadabburi (merenung lebih dalam) agar kita benar benar menjadi umat yang bermanfaat bagi orang lain," ucapnya.
 
Suaib mengatakan berkurban dalam arti sesungguhnya adalah bagaimana umat mengikis rasa egois, rakus, tamak, dan memberi yang terbaik untuk orang lain. Berkurban, tambah dia, menjadi salah satu indikator tingkat solidaritas dan keimanan yang tinggi terhadap Allah SWT.
 
"Betapa banyak orang yang memiliki uang yang cukup untuk membeli kurban tetapi belum tentu siap dan bersedia untuk berkurban," ujar Suaib.
 
Dijelaskan Suaib, Nabi Ibrahim memiliki totalitas dalam mencintai Allah SWT. Nabi Ibrahim lahir di tengah situasi kekuasaan bengis, yakni Raja Namrud yang dengan mudah membunuh siapa saja yang membantah dan tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan.
 
"Meskipun Nabi Ibrahim dibakar, Nabi Ibrahim konsisten dalam pendiriannya, beriman kepada Tuhan sebagai pencipta langit, bumi dan semua yang di dalamnya," ucap Suaib.
 
Nabi Ibrahim tidak hanya fokus terhadap kesalehan individual, melainkan juga memikirkan keluarga, turunannya, dan negerinya. Oleh sebab itu, Suaib menyebut kisah Nabi Ibrahim di balik Idul Adha ini patut dijadikan sebagai panutan demi persatuan bangsa dan negara.
 
"Sebagaimana yang kita temukan dalam Al Quran, Nabi Ibrahim mendoakan agar menjadi negeri yang aman, damai dan mendapatkan rezei dari langit. Oleh karena itu Nabi Ibrahim adalah contoh yang patut yang kita teladani," imbuhnya.
 
Selain itu, kata Suaib, hari raya haji ini juga meneguhkan nilai-nilai toleransi bahwa seluruh umat Islam di dunia, yang berasal dari latar belakang berbeda, tetap memiliki tujuan dan kiblat yang sama, yakni Ka'bah, Allah, dan rasulnya.

 

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023