N`Djamena, (ANTARA News) - Tentara Chad di Mali telah membunuh Mokhtar Belmokhtar, komandan al Qaida di balik penyanderaan massal berdarah di satu pabrik gas Aljazair pada Januari, kata pihak militer Chad pada Sabtu.

Kematiannya akan menjadi pukulan besar bagi gerilyawan di Mali utara yang benteng mereka telah didesak ke gunung oleh pasukan Prancis dan Afrika, lapor Reuters.

"Pada Sabtu, 2 Maret pada siang hari, angkatan bersenjata Chad yang beroperasi di Mali utara menghancurkan pangkalan teroris. Beberapa gerilyawan tewas, termasuk pemimpin mereka Mokhtar Belmokhtar," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Chad Jenderal Zacharia Gobongue dalam satu pernyataan yang dibacakan di televisi nasional.

Belmokhtar mengaku bertanggung jawab atas penahanan puluhan sandera asing di dalam pabrik gas In Amenas di Aljazair Januari di mana lebih dari 60 orang tewas.

Laporan kematiannya muncul beberapa hari setelah Presiden Chad Idriss Deby mengatakan tentara di Mali telah membunuh komandan terkemuka Al Qaeda lainnya di Sahara, Adelhamid Abou Zeid.

Para pejabat Prancis mengatakan mereka tidak bisa mengonfirmasi pembunuhan Abou Zeid maupun Belmokhtar.

Chad adalah di antara beberapa negara Afrika yang telah memberikan kontribusi pasukan untuk intervensi militer yang dipimpin Prancis di Mali dengan tujuan membersihkan gurun luas utaranya dari gerilyawan Islam yang merebutnya hampir setahun lalu setelah kudeta di ibu kota.

Negara-negara Barat dan regional khawatir bahwa Al Qaida akan berusaha untuk menggunakan zona itu sebagai target serangan internasional dan memperkuat hubungan dengan kelompok-kelompok Islam setempat seperti Al Shabaab Afrika di Somalia dan Boko Haram di Nigeria.

Dalam pidato pada Jumat, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan operasi di Mali berada di tahap akhir.

"Kelompok teroris telah mengungsi dan bersembunyi di suatu zona sangat sulit," katanya.

"Berdasarkan informasi berada di luar sana. Dan saya tidak perlu mengonfirmasi karena kita harus mencapai akhir operasi."

Seorang pejabat AS dan seorang diplomat Barat mengatakan bahwa laporan-laporan tentang kematian Abou Zeid tampaknya kredibel. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013