Kapuas Hulu (ANTARA) - Bupati Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat Fransiskus Diaan menyatakan pelestarian adat dan budaya salah satu modal kuat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Salah satunya melalui Festival Pamole Beo Suku Dayak Tamambalo di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Orang dayak tetap menjadi orang Indonesia yang memiliki ciri-ciri serta kebiasaan dan tradisi, itu menyatu dalam kehidupan kita sebagai modal bangsa Indonesia," kata Fransiskus Diaan di Putussibau Kapuas Hulu, Sabtu.

Festival Pamole Beo dilaksanakan oleh tiga ke-Temenggungan Banuaka Dayak Tamambalo, yang dipusatkan di Kecamatan Embaloh Hulu perbatasan Indonesia-Malaysia, wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang dilaksanakan pada 28 Juni hingga 2 Juli 2023.

Pamole Beo merupakan salah satu ritual adat Dayak Tamambalo sebagai wujud ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hasil panen maupun kerja masyarakat komunitas Dayak Tamambalo dalam kurun waktu satu tahun.

Baca juga: Masyarakat Dayak di Kapuas Hulu gelar pesta panen

Baca juga: Dayak Taman di Kapuas Hulu revisi hukum adat


Disampaikan Fransiskus, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu mengapresiasi atas dilaksanakannya Festival Pamole Beo tersebut.

Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud komitmen Suku Dayak Tamambalo dalam melestarikan adat dan budaya.

Menurut dia, keberadaan adat dan budaya dapat dijadikan perekat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa di tengah keberagaman dan kebhinekaan NKRI.

"Kita harus kembangkan dan lestarikan adat dan budaya yang dapat mendorong kita untuk tetap kuat dan kokoh dalam dimensi adat istiadat di tengah perkembangan zaman," katanya.

Selain itu, Fransiskus juga meminta agar generasi muda berperan aktif melestarikan adat budaya peninggalan nenek moyang.

Ia mengatakan keberadaan teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan adat dan seni budaya agar diketahui masyarakat luar yang berpotensi sebagai ekonomi wisata masyarakat.

"Kita tidak boleh menutup diri di tengah perkembangan teknologi, kita harus tetap pertahankan adat dan budaya peninggalan leluhur," ujarnya.

Dalam kegiatan Festival Pamole Beo Suku Dayak Tamambalo di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut, selain dilaksanakan ritual adat juga diselenggarakan perlombaan seni dan budaya tradisional serta pertunjukan perahu hias atau yang biasa di sebut parau tambe khas Suku Dayak Tamambalo.

Baca juga: Dewan Adat Dayak Kapuas Hulu dukung pemerintah tanggulangi karhutla

Baca juga: Kapuas Hulu tampilkan Tari Manyarung Suku Dayak di Jakarta

 

Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023