Peningkatan laba akan didorong dari peningkatan pendapatan 2013 yang mencapai sekitar Rp9,44 triliun
Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan laba bersih pada tahun 2013 Rp465,7 miliar atau naik 20,71 persen dari laba 2012 yang  mencapai sekitar Rp385,8 miliar.

"Peningkatan laba akan didorong dari peningkatan pendapatan 2013 yang mencapai sekitar Rp9,44 triliun, naik dari perkiraan pendapatan 2012 sekitar Rp6,96 triliun," kata Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan, di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR-RI, Jakarta, Senin.

Menurut Jonan, pada tahun 2013 kinerja keuangan perusahaan sudah lebih baik dibanding kinerja tahun 2012, di mana laba bersih perseroan hanya sekitar 5 persen.

"Tahun ini (2013) optimistis laba bersih bisa jauh lebih tinggi dari tahun 2012," katanya.

Jonan menjelaskan, sesuai dengan jenis usaha perseroan di bidang transportasi laba bersih KAI sudah jauh lebih bagus dibanding perusahaan sejenis di dunia yang hanya berkisar 5 persen.

Meski demikian, Jonan yang sudah menjabat sebagai orang nomor satu di KAI tersebut, tetap optimis mulai tahun 2013 perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Sementara itu, Kepala Humas PT KAI Mateta Rijalulhaq menuturkan, untuk mencapai target perusahaan, perseroan mulai tahun 2013 akan menggenjot pendapatan dari bisnis angkutan barang.

Pada tahun 2013 pendapatan dari angkutan barang ditargetkan mencapai Rp3,59 triliun, melonjak 41,33 persen dari sekitar Rp2,54 triliun pada 2012.

Pada periode tersebut, volume barang yang diangkut diperkirakan mencapai 30,94 juta ton, atau meningkat dari sekitar 22,08 juta ton pada tahun 2012.

Adapun jenis barang yang diangkut KAI meliputi batubara, BBM, peti kemas, general cargo, semen, dan barang komiditi lainnya.

"Pengangkutan barang di Sumatera Selatan, peti kemas, dan pupuk di Pulau Jawa, semen di pulau Jawa dan Sumatera," ujar Mateta.

Sementara angkutan penumpang pada tahun 2013 jumlah yang diangkut KAI akan berkisar 220 juta orang.

"Jumlah penumpang KAI sudah sulit untuk ditingkatkan, namun angkutan barang masih sangat prospektif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin merata, yang ditandai dengan tajamnya pergerakan arus barang," tegasnya.

Untuk mendukung rencana kerja perusahaan, KAI pada tahun 2013 membutuhkan dana investasi sekitar Rp1,7 triliun.

Mateta merinci, investasi bisnis eksisting mencapai Rp705,41 miliar yang dialokasikan meliputi sarana sebesar Rp476,79 miliar, prasarana pokok Rp14,76 miliar, prasarana pendukung Rp98,71, dan investasi untuk fasilitas Rp115,12 miliar.

Selanjutnya, investasi untuk pengembangan angkutan batubara di Sumatera Bagian Selatan sekitar Rp480,135 miliar, pengembangan angkutan bandara di Sumatera Utara Rp5,4 miliar, pengembangan Bandara Soekarno-Hatta Rp56,28 miliar, pengembangan angkutan Jabodetabek Rp491,23 miliar, dan investasi lainnya Rp6,54 miliar.

(R017)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013