Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan laju inflasi terkendali pada sepuluh bulan terakhir 2013, agar target inflasi 4,9 persen tercapai.

"Kita berharap sepuluh bulan ke depan itu ada perbaikan terutama pada bulan-bulan yang harusnya inflasi itu rendah atau terjadi deflasi," ujarnya di Jakarta, Senin.

Bambang mengatakan upaya tersebut dapat dilakukan dengan menjaga pasokan bahan kebutuhan pokok serta mempertahankan kestabilan harga komoditas.

"Kita tahu sebagian besar kondisi masyarakat yakni masih masyarakat yang pendapatannya rentan terhadap inflasi. Jadi itu harus sangat diperhatikan," katanya.

Bambang tidak berkomentar mengenai kemungkinan pencabutan kebijakan pembatasan impor hortikultura yang dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya inflasi pada Februari.

Namun, ia mengatakan perlunya evaluasi yang dilakukan Kementerian Pertanian sebagai pihak yang berkepentingan terhadap produksi pangan dan Kementerian Perdagangan atas ketersediaan pasokan dalam negeri, terhadap kebijakan tersebut.

"Menurut saya harus ada aksi yang lebih serius jangan hanya melihat satu sisi kepentingan produsen dalam negeri tapi lihat kepentingan masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan target laju inflasi pada akhir tahun 2013 sebesar 4,9 persen masih dapat tercapai, walaupun inflasi pada awal tahun tergolong tinggi.

"Pemerintah masih punya waktu, karena bulan-bulan berikutnya bisa deflasi," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/3).

Suryamin menjelaskan saat ini laju inflasi year on year (yoy) tercatat 5,31 persen, atau diatas angka asumsi APBN sebesar 4,9 persen, tapi melalui kebijakan yang tepat pemerintah dapat mengendalikan laju inflasi.

"Target pemerintah belum tentu tidak tercapai karena waktunya masih panjang," ujarnya.

Menurut Suryamin, pada tahun ini masih mungkin terjadi pada deflasi pada Maret-April dan September-Oktober, sehingga kemungkinan laju inflasi pada akhir tahun 2013 tidak meningkat tajam.

"Yang bisa dimanfaatkan pada Maret-April karena masa panen dan September-Oktober karena seusai masa lebaran. Trennya seperti itu," katanya.

BPS mencatat laju inflasi pada Februari 2013 yang mencapai 0,75 persen, merupakan angka tertinggi dibandingkan bulan yang sama dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, laju inflasi Januari tercatat 1,03 persen, sehingga laju tahun kalender mencapai 1,79 persen.

(S034/I007)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013