Tidak mudah menjadi jagoan di negeri orang.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi terhadap perjuangan para pebisnis Indonesia di Australia.

“Tidak mudah menjadi jagoan di negeri orang,” kata Menko Airlangga saat bertemu dengan para pelaku usaha asal Indonesia, di Livingstone Warehouse, Sydney Australia, Senin.

Airlangga berharap agar bisnis para diaspora Indonesia di Australia tetap bisa bertahan (survived) dan berkelanjutan (sustainable). Ia juga mengingatkan kepada para diaspora untuk tidak melupakan jati diri kebangsaannya.

“Sebagai diaspora memang tidak semestinya melupakan jati diri kebangsaannya, tetapi justru mengemban mandat sosial untuk gencar mengenalkan keunggulan bangsa dan kewarganegaraan Indonesia,” melalui keterangan resminya yang diterima di Jakarta.

Livingstone International merupakan salah satu usaha agregator dan pergudangan milik pebisnis asal Indonesia Ivan Paulus. Saat ini Ivan telah memiliki 6 gudang di Australia, telah mengelola lebih dari 60 ribu jenis produk ke-91 negara dengan nilai impor 220 juta dolar AS atau setara Rp3,3 triliun per tahun.

Ivan bersama pebisnis diaspora lainnya di Australia berkomitmen untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di Australia, menggantikan pangsa pasar produk dari China dengan produk-produk Indonesia.

Ivan juga memperkenalkan kepada Menko Airlangga para pebisnis asal Indonesia di Australia yang bergelut di berbagai usaha mulai dari kuliner, produk makanan dan minuman Indonesia, konsultan properti, perabotan berbahan alam seperti bambu dan rotan hingga teknologi kontrak digital. Dengan melihat geliat perjuangan mereka dalam membangun bisnis, Menko Airlangga menggelari mereka sebagai “para champion Indonesia”.

Pada kesempatan dialog santai yang berlangsung dengan para pebisnis diaspora tersebut, Menko Airlangga membagikan informasi dukungan insentif dan peluang dari Pemerintah Indonesia untuk membantu bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Misalnya, pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi produsen UMKM lokal yang produknya akan diimpor oleh pebisnis diaspora di Australia. KUR akan membuat modal pembiayaan menjadi lebih murah karena subsidi bunga kredit menjadi 6 persen.

Selain itu, Menko Airlangga mengenalkan model pembayaran langsung dengan kurs lokal atau local currency transaction (LCT). Model pembayaran inovatif tersebut akan memberi manfaat berupa pengurangan beban nilai tukar yang ditanggung pembeli produk UMKM.

Dengan model pembayaran itu, produk UMKM bisa menjadi lebih murah. Model LCT tengah diperkenalkan dan diujicobakan dalam kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini.
Baca juga: Menko Airlangga: Kartu Prakerja bukti komitmen pemerintah Indonesia
Baca juga: Menko Airlangga resmikan acara ILLC 2023


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023