Jasa-jasa seperti pariwisata dan telekomunikasi menghasilkan lebih dari dua pertiga PDB global tetapi hambatan lebih tinggi dari barang
Jenewa (ANTARA) - Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Senin (3/7/2023) menyerukan negara-negara untuk mengupayakan perdagangan jasa-jasa global lebih transparan dan dapat diprediksi, dengan mengatakan hal ini dapat membantu negara-negara berkembang mengurangi kemiskinan.

Jasa-jasa seperti pariwisata dan telekomunikasi menghasilkan lebih dari dua pertiga PDB global tetapi hambatan untuk perdagangan jasa lebih tinggi daripada barang-barang, kata laporan bersama oleh kedua lembaga berjudul Perdagangan dalam Jasa-jasa untuk Pembangunan.

WTO memiliki mandat untuk meliberalisasi jasa-jasa tetapi negara-negara anggotanya belum secara kolektif meningkatkan akses pasar sejak 1997 ketika kesepakatan dicapai di bidang telekomunikasi, katanya.

“Ada kebutuhan untuk menghidupkan kembali kerja sama internasional di sektor jasa,” kata Presiden Bank Dunia Ajay Banga dan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala dalam kata pengantar laporan tersebut.

Baca juga: Bank Dunia naikkan prospek pertumbuhan global 2023 tapi pangkas 2024

"Upaya semacam itu perlu memperluas perdagangan dan investasi, mengurangi biaya perdagangan, mewujudkan transparansi dan prediktabilitas yang lebih besar pada rezim kebijakan perdagangan dan, pada akhirnya meningkatkan partisipasi ekonomi berkembang...," katanya.

Laporan itu tidak memberikan solusi preskriptif, dengan mengatakan tujuannya adalah untuk "mengingat manfaat memajukan agenda negosiasi perdagangan jasa-jasa dan peluang kerugian karena tidak melakukan apa-apa". Kedua badan itu siap membantu pemerintah-pemerintah, katanya.

Banga yang memulai sebagai Presiden Bank Dunia bulan lalu meminta para staf untuk menggandakan upaya pembangunan dan iklim untuk mempercepat evolusi bank guna mengatasi masalah global.

Baca juga: Yellen desak kepala baru Bank Dunia "manfaatkan maksimal neraca bank"

Baca juga: Bank Dunia mencari hibah dan modal baru untuk lawan krisis global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023