Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengadakan program “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” untuk meningkatkan kapasitas perawat dan bidan dalam deteksi dini stunting di wilayah Baduy.

Program yang diadakan bulan Juni 2023 lalu tersebut dimulai dengan mengadakan pelatihan kepada perawat dan bidan dari Puskesmas Cisemeut yang menaungi wilayah Baduy. Sebanyak delapan orang perawat dan bidan di daerah tersebut mengikuti workshop tentang cara menggunakan USG dasar, tindakan flebotomi (pengambilan sampel darah) dan nutrisi kehamilan di RSUI.

“Pentingnya kita mencegah stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Baduy yang memiliki kasus stunting yang tinggi. Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan sampel darah, diharapkan kejadian stunting dapat lebih awal dideteksi dan diobati,” kata Direktur Utama RSUI Dr. dr. Astuti Giantini, Sp.PK(K) melalui keterangan pers, Selasa.

Baca juga: Mupen Jawara digerakkan untuk sebar informasi soal stunting dan KB

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia anak. Meski baru dikenali setelah lahir, stunting juga dapat dialami oleh anak yang masih berada dalam kandungan.

Program “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas para perawat dan bidan. Mereka adalah garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah Baduy, sehingga melalui program ini diharapkan dapat mencegah stunting lebih dini di masa kehamilan.

Baca juga: Kepala BKKBN minta skrining calon ibu dimaksimalkan di seluruh daerah

Tidak hanya memberikan pelatihan kepada para bidan dan perawat, sejumlah tenaga kesehatan RSUI juga melakukan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi wilayah Baduy di Desa Cisadane. Hal tersebut dilakukan untuk memantau dan supervisi terhadap para perawat dan bidan yang sudah dilatih sekaligus memberikan pelayanan kesehatan.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024. Strategi penurunan angka stunting juga sudah ditetapkan dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sesuai PP No 72 Tahun 2021. 

Baca juga: Ancaman "stunting" di balik manisnya gambir Langgai

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023