Lombok, NTB (ANTARA) - Tim Semar Proto Universitas Gadjah Mada (UGM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengembangkan mobil yang dipakai tahun lalu pada Shell Eco-Marathon Asia Pasifik dan Timur Tengah 2023 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diselenggarakan pada 4-9 Juli.

General Manager tim Semar Proto UGM Adzim Mardiansjah mengatakan pada ajang yang diselenggarakan di Indonesia untuk kedua kalinya ini, timnya memaksimalkan mobil rakitan tahun lalu dari segi kelistrikan yang sudah disiapkan dari delapan bulan yang lalu.

“Tahun lalu, kami memaksimalkan dari segi mekanikal mobilnya. Sedangkan tahun ini, mobil yang sama, cuma kami maksimalkan dari segi elektrikal,” kata Adzim ketika ditemui awak media di sela-sela kesibukannya di paddock Sirkuit Mandalika, Rabu.

Selain dari segi kelistrikan, Adzim juga menjelaskan bahwa di SEM Asia tahun ini timnya juga mengoptimalkan dari segi kemudi.

“Dari segi kontrol motor. Dimana kita bisa mengoptimalkan efisiensi tenaga yang diperlukan motor untuk nyala dan gimana kita bisa menyesuaikan strategi kemudi dengan trek Mandalika,” terang Adzim.

Baca juga: Tim Horas USU ingin tampil lebih baik di Shell Eco-Marathon 2023

Pada tahun ini, Semar Proto menggunakan mesin DC 250 Watt dengan baterai lithium ion yang sekali pengecasan dapat menempuh jarak 108 km atau setara 25 lap.

“Mobil yang kami bawa adalah kategori prototype dengan sistem gerak baterai elektrik. Untuk motor listriknya, kita menggunakan motor DC 250 Watt,” kata Adzim.

“Untuk baterai, menggunakan lithium ion biasa yang bisa dibongkar pasang dan dicas ulang. Kurang lebih sama sistem dan cara pemakaiannya,” imbuhnya.

Pada ajang SEM Asia tahun lalu, Semar Proto menjuarai kelas Battery Electric dengan rekor jarak tempuh 586,9 km/kWh. Capaian tersebut memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh tim dari China, HuaQi EV dengan jarak tempuh 501 km/kWh.

Mesin penggeraknya mobil rakitan Semar Proto pada tahun lalu menggunakan motor listrik DC berdaya 250 Watt dan tegangan 48 Volt.

Dalam kesempatan yang sama, mendapat dukungan penuh dari pihak kampus pada ajang yang tahun ini diikuti 13 negara itu, Adzim juga memberikan sedikit tips pada masyarakat Indonesia yang menggunakan kendaraan listrik adalah berkemudi secara konstan atau tidak banyak akselerasi.

Lebih lanjut, ditanya perihal kontestan terberat pada SEM tahun ini, Adzmi menganggap tim dari HuaQi EV China, tim yang rekornya dipecahkan oleh timnya pada edisi tahun lalu masih menjadi yang diwaspadai.

Baca juga: Mahasiswa UTS NTB ikuti Shell Eco-marathon di Sirkuit Mandalika
Baca juga: Tim Mekatronik UMM siap bersaing di ajang internasional Mandalika
Baca juga: Mobil karya mahasiswa Untirta siap ikuti Shell Eco-Marathon Asia 2023


Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023