Jakarta (ANTARA) -
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta jajaran kepolisian bersama pihak terkait untuk terus mendalami penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
 
"Dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mendapatkan bukti yang cukup sehingga pelaku, baik individu maupun perusahaan agar dapat segera dijerat ke proses hukum," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
 
Bamsoet menyampaikan hal tersebut merespons Kapolda Kalimantan Selatan yang menyebut adanya perusahaan di Kota Banjarbaru yang melakukan pembiaran karhutla sehingga menyebabkan seluas 30 hektare lahan terbakar.
 
Ia meminta aparat kepolisian yang tergabung dalam polisi kehutanan (polhut) untuk senantiasa menjaga komitmennya dalam menindak tegas pelaku pembakar lahan, termasuk yang secara sengaja membiarkan karhutla terjadi dan meluas.

Baca juga: Ketua MPR: Tetap alokasikan anggaran cukup antisipasi karhutla
Baca juga: Ketua MPR RI ajak manfaatkan SDA untuk kesejahteraan rakyat
 
"Di samping memastikan apabila terdapat perusahaan yang tidak mematuhi aturan dan terbukti membakar hutan atau melakukan tindakan deforestasi dengan cara-cara yang tidak dibenarkan dalam kebijakan pemerintah, maka harus dikenai sanksi tegas," kata dia.
 
Di sisi lain, Bamsoet meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengoptimalkan bantuan penanggulangan karhutla di wilayah tersebut.
 
"Dengan segera mengirimkan helikopter water bombing atau pengebom air guna menanggulangi karhutla di wilayah yang sulit dijangkau tim satgas darat," katanya.
 
Bamsoet menambahkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama kepolisian, polhut, BNPB, dan BPBD perlu secara berkala duduk bersama guna menyusun langkah antisipatif dan penanganan karhutla.
 
"Dengan mengecek kesiapsiagaan, baik secara organisatoris, personel maupun teknologi dalam menghadapi potensi bencana karhutla ke depan," ujarnya.
 
Dengan begitu, sambung dia, permasalahan karhutla diharapkan tidak terjadi berulang di Indonesia.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023