Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI rate pada level 5,75 persen dinilai sebagai keputusan yang tepat.

"Saya rasa dengan kondisi seperti sekarang, keputusan BI itu sudah tepat," kata kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kenaikan BI rate tidak akan efektif untuk menurunkan inflasi dan bisa menurunkan minat investasi serta menekan perekonomian domestik.

Dikatakannya, inflasi yang tinggi pada Januari dan Februari 2013 disebabkan kenaikan harga pangan sehingga bila penanganan dilakukan dari sisi kebijakan moneter tidak tepat. "Penyelesaiannya seharusnya di sektor riil, bagaimana pemerintah agar bisa menambah supply dari komoditas pangan tersebut," katanya.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis ini memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 5,75 persen dengan penekanan pada perkembangan inflasi harga pangan yang terus meningkat.

Direktur Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah menjelaskan Rapat Dewan Gubernur BI menilai tingkat BI Rate tersebut masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 3,5 - 5,5 persen.

Tekanan inflasi terutama berasal dari tingginya inflasi harga pangan (volatile foods) antara lain sebagai dampak gangguan cuaca dan terbatasnya pasokan komoditas hortikultura yang berasal dari impor. Sementara itu, inflasi `administered prices` yang cukup tinggi disumbang oleh kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL).

Tekanan inflasi diprakirakan akan mereda seiring dengan siklus panen dan secara keseluruhan tahun 2013 diprakirakan akan tetap terkendali pada kisaran sasarannya.

(A064)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013