Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong penguatan layanan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan pos pelayanan terpadu (posyandu) untuk mengantisipasi lonjakan penyakit.

"Di tengah ancaman dampak perubahan iklim global yang berpotensi mempermudah penyebaran penyakit menular, kemampuan deteksi dini penyakit di sejumlah unit layanan kesehatan harus ditingkatkan," kata Rerie, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dampak perubahan iklim terhadap kondisi kesehatan masyarakat harus diantisipasi dengan meningkatkan kemampuan unit pelayanan kesehatan, yang lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat, seperti posyandu dan puskesmas, untuk melakukan deteksi dini.

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim akan mengakibatkan sekitar 250.000 kematian per tahun dari kasus malnutrisi, malaria, diare, dan tekanan panas. Ongkos kerusakan langsung terhadap kesehatan diperkirakan antara Rp29,8 triliun hingga Rp59,6 triliun per tahun pada 2030.

Selain itu, kata Rerie, WHO juga mengungkapkan perubahan iklim secara tidak langsung dapat memengaruhi perubahan kondisi penduduk beserta kondisi sosial dan ekonomi mereka, sehingga dapat memperburuk kesehatan mental.

"Besarnya dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat harus menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan di negeri ini," katanya menegaskan.

Menurut Lestari, dampak perubahan iklim tidak semata menyasar pada sisi kesehatan fisik masyarakat, tetapi juga berpotensi mengancam kesehatan mental akibat perubahan kondisi sosial dan ekonomi yang drastis.

Dia menegaskan kesiapan sarana dan prasarana kesehatan dalam upaya memperkuat deteksi dini kesehatan dasar masyarakat harus konsisten dilakukan.

"Termasuk kesiapan tenaga kesehatan dan peralatan deteksi dini yang memadai di unit layanan kesehatan terkecil seperti Puskesmas," ujarnya.
 

Pewarta: Fauzi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023