kami pastikan sudah tidak ada daging yang keluar dari situ
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan kasus antraks yang muncul di Dusun Jati, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul tidak melebar ke wilayah lain di provinsi ini.

Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto di kantornya di Yogyakarta, Kamis, mengatakan di luar Dusun Jati, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, baik sapi maupun kambing di DIY hingga kini masih aman dari penyakit antraks.

"Untuk saat ini (kasus antraks) betul-betul hanya di Dusun Jati, Semanu, Gunungkidul. Untuk titik lokasi lain sampai saat ini tidak ada laporan dan insyaAllah harapan kami selesai," ujar dia.

Menurut Sugeng, setelah munculnya kasus antraks yang menyebabkan satu warga meninggal dunia di Dusun Jati, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul telah mengisolasi dusun itu.

Selain menutup sementara lalu lintas hewan ternak keluar masuk dusun itu, kata dia, DPKP DIY juga memastikan tidak ada lagi daging sapi maupun domba yang beredar di masyarakat maupun keluar dari dusun itu.

"Kami pastikan sudah tidak ada daging yang keluar dari situ," ucap Sugeng.

Baca juga: Pemkab Bantul minta peternak segera lapor ternak sakit cegah antraks
Baca juga: Tak tetapkan KLB, Pemkab Gunungkidul: Antraks masih dapat ditangani


Upaya surveilans, pemberian antibiotik, hingga penyemprotan disinfektan dan formalin di area munculnya kasus antraks, kata dia, juga telah digencarkan.

"Termasuk juga saat itu dilakukan vaksinasi antraks di lokasi," kata dia.

Berdasarkan data DPKP DIY tercatat total 12 hewan ternak yang mati akibat antraks di Dusun Jati terdiri atas enam ekor sapi dan enam ekor kambing sejak April 2023.

Deteksi penyakit antraks pada ternak, menurut dia, dilakukan dengan cara memeriksa tanah yang terkena darah dari proses penyembelihan.

Baca juga: Kemenkes ungkap kronologi antraks di Gunung Kidul
Baca juga: Cegah antraks, Pemprov Jateng siapkan 25 ribu vaksin untuk ternak

Meski tidak semua, menurut Sugeng, ada sapi yang mati kemudian disembelih dan dikonsumsi bersama warga setempat, salah satunya oleh seorang warga yang pada akhirnya sakit dan meninggal dunia.

"Tidak semua 'diporak' (disembelih dan dikonsumsi), ada yang dikubur," kata dia.

Untuk mencegah hewan ternak di wilayah lain tertular antraks, menurut Sugeng, DPKP DIY bakal menggencarkan vaksinasi antraks di lima kabupaten/kota dengan memprioritaskan wilayah yang pernah terjadi kasus atau muncul gejala antraks.

Dari sebanyak 2.600 dosis vaksin antraks yang tersedia di DIY hingga saat ini telah disuntikkan ke 77 ekor sapi dan 289 ekor kambing. "Kami masih akan meminta tambahan dosis vaksin ke pusat," kata dia.

Baca juga: Cak Imin minta Kemenkes cegah penyebaran antraks di Gunung Kidul
Baca juga: Kemenkes tingkatkan kewaspadaan faskes atasi sebaran spora antraks
Baca juga: Ketua MPR minta pemerintah selidiki kasus antraks di Gunungkidul

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023