Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mitigasi awal dengan tindakan pemberian antibiotik dan sosialisasi
Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak perlu resah menyikapi kasus antraks di Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut karena dinas teknis telah melakukan mitigasi pencegahan antraks.

Sekretaris Daerah Gunungkidul Sri Suhartanta di Gunungkidul, Kamis, mengatakan saat ini pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan tindakan awal kepada warga sekitar di lokasi kejadian.

"Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mitigasi dengan tindakan awal pemberian antibiotik dan sosialisasi," katanya.

Ia mengatakan Pemkab Gunungkidul juga belum mengeluarkan status kejadian luar biasa atas kejadian antraks ini. Dirinya belum bisa memberikan kepastian.

"Untuk saat ini belum kita putuskan, karena masih melihat kondisi di lapangan dan koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan," katanya.

Sri juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, serta lebih selektif lagi untuk memilih daging yang baik dan sehat.

"Kami imbau masyarakat jangan panik, kalau ada gejala mengarah antraks segera melapor," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan saat ini di Kalurahan Wangon dan Serut, sudah sebanyak 238 sapi, 522 kambing, dan tiga domba yang telah divaksin dan terus berlanjut sebagai tindakan awal.

"Untuk kompensasi saat ini muatan perda sudah ada harus diperkuat dengan peraturan bupati agar teknisnya lebih jelas," katanya.

Ia mengatakan kejadian ini ditangani secara kolaborasi karena berada tepat di perbatasan dengan Kabupaten Sleman.

"Kami koordinasi lintas kabupaten karena kasusnya berada di perbatasan," katanya.

Baca juga: Dinkes Gunungkidul turunkan tim survei warga suspek antraks
Baca juga: Menyelamatkan Gunungkidul dari wabah antraks
Baca juga: Dinkes Gunungkidul ambil sampel darah warga yang luka seperti antraks

Pewarta: Sutarmi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024