Padang (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Defriman Djafri mengingatkan lembaga terkait seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian mengenai pentingnya melakukan skrining hewan untuk mengantisipasi penyebaran kasus antraks.

"Dalam epidemiologi skrining hewan ini penting sekali apalagi sudah ditemukan kasus pada manusia," kata epidemiolog dari Unand Sumatera Barat Defriman Djafri di Padang, Senin.

Baca juga: Dinkes DKI pastikan ternak bukan didatangkan dari daerah wabah antraks

Defriman menjelaskan, skrining atau penelusuran tersebut penting dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri Bacilus Anthracis itu menular dari hewan atau lingkungan ke manusia.

"Jadi kita mengetahui apakah penularan tersebut melalui hewan atau lingkungan secara langsung," kata dia.

Baca juga: Wapres: Isolasi kawasan dengan temuan penyakit antraks

Menurut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut, pemerintah dan peneliti juga perlu melakukan kajian mendalam apakah penularan bakteri itu berpotensi terjadi dari manusia ke manusia apabila sudah menjadi wabah.

Secara umum Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sumatera Barat tersebut berpandangan penanganan antraks harus dilakukan secara menyeluruh termasuk memaksimalkan penelusuran kasus.

"Ini penyakit zoonosis dan penularannya bisa dari hewan ke hewan, dan hewan ke manusia," ujarnya.

Baca juga: DPKP DIY pastikan kasus antraks di Gunungkidul tidak melebar

Perlu diketahui, sambung dia, penularan bakteri Bacilus Anthracis tersebut bisa melalui kulit (luka) dan pernapasan atau lewat udara.

Untuk mencegah penularan antraks, Defriman menyarankan memaksimalkan penggunaan masker serta alat pelindung diri lainnya yang bisa melindungi kulit dari paparan bakteri Bacilus Anthracis.

Baca juga: Cak Imin minta Kemenkes cegah penyebaran antraks di Gunung Kidul

Tambahan informasi, kasus antraks menyebabkan tiga warga di Gunung Kidul, Yogyakarta meninggal dunia akibat tertular bakteri Bacillus Anthracis dari hewan ternak ke manusia.

Terjadinya kasus antraks ditandai lima kali rangkaian peristiwa kematian hewan ternak di lokasi setempat dalam kurun Mei hingga awal Juni 2023.

Baca juga: Ketua MPR minta pemerintah selidiki kasus antraks di Gunungkidul
Baca juga: Dinkes: Bantul masih aman dari kasus antraks pada manusia

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023