Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dikeluarkan BMKG pada hari Kamis (6/7), ada empat faktor yang memengaruhi cuaca di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan
Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan hingga tanggal 9 Juli 2023.

"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dikeluarkan BMKG pada hari Kamis (6/7), ada empat faktor yang memengaruhi cuaca di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Jumat.

Ia mengatakan keempat faktor yang memengaruhi terjadinya hujan itu terdiri atas gelombang atmosfer Kelvin di wilayah Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Selain itu, kata dia, Madden Julian Oscillation (MJO) yang merupakan aktivitas intra-seasonal yang terjadi di wilayah tropis terpantau di Kuadran 2 (Indian Ocean), sehingga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Menurut dia, anomali suhu permukaan laut yang berkisar 0,5 hingga 2,3 derajat Celsius terpantau di Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Madura, Laut Bali, Selat Makassar, Teluk Bone, Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru bagian timur, Laut Seram, Laut Halmahera, dan Teluk Cendrawasih, turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

"Adanya dorongan massa udara kering (dry intrusion) dari belahan bumi selatan yang melintasi wilayah Samudra Hindia selatan Jawa sehingga mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi yang lebih hangat dan lembap, yaitu pesisir selatan Jawa sehingga membentuk awan konvektif di wilayah tersebut," jelasnya.

Dengan adanya empat faktor tersebut, kata dia, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan pada 2-3 hari ke depan.

Baca juga: BMKG prakirakan hujan guyur sejumlah kota besar di Indonesia hari ini

Disinggung mengenai perkembangan fenomena El Nino, Teguh mengatakan berdasarkan Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) di Nino3,4 terpantau sebesar 0,94.

"Normalnya kurang lebih 0,5. Dengan Indeks ENSO di Nino 3,4 yang sebesar 0,94 tersebut, pengaruh El Nino masih lemah," jelasnya.

Terkait dengan kondisi gelombang di laut selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Teguh memprakirakan tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi masih berpotensi terjadi hingga hari Sabtu (8/7).

Ia mengatakan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang sangat tinggi meliputi perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta serta Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY.

Oleh karena itu, kata dia, seluruh pengguna jasa kelautan diimbau untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran.

"Sementara bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jabar hingga DIY diimbau untuk tidak bermain air atau berenang di pantai, terutama wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang sangat tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu," tegasnya.

Baca juga: Wisatawan diimbau waspada gelombang tinggi di pantai selatan Bantul
Baca juga: BMKG: Tinggi gelombang di laut selatan Jabar hingga DIY capai 6 meter

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023