Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merayakan Hari Keluarga Nasional ke-30 dengan menggelar kegiatan “Gerakan Kembali ke Meja Makan” guna menekan angka stunting dan juga merekatkan hubungan orang tua dengan anak.

“Kegiatan gerakan kembali ke meja makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali kepada para keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga sehingga hubungan keluarga menjadi lebih kuat,” ujar Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. Rizal Damanik DVM, MRepSc, PhD dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Rizal mengatakan anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam dan orangtua bisa membimbing setiap persoalan yang dirasakan oleh anak.
Gerakan Kembali ke Meja Makan juga bertujuan untuk menekan angka stunting yang dapat menghambat kemajuan Indonesia.

Terkait dengan stunting, Rizal memaparkan bahwa Indonesia telah mengalami penurunan tren prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, namun, masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.

Baca juga: Pemutakhiran data PK BKKBN dimanfaatkan kementerian tangani stunting

Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia masih berada pada angka 21,6 persen.

“Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” kata Rizal.

Dalam acara Gerakan Kembali ke Meja Makan Melalui Sarapan Pagi Bergizi di Main Dining Hall, Stadion Jakabaring, Palembang, Rabu (5/7), hadir pula sejumlah istri pejabat daerah dan Chef Citra yang memberikan demo masak berbahan dasar ikan patin.

Menurut Chef Citra, menu berbahan dasar ikan patin juga bisa menjadi rekomendasi menu makanan dengan sumber protein hewani yang cukup tinggi sehingga bisa dijadikan alternatif menu keluarga untuk mencegah stunting pada anak.

“Dalam menu kali ini cukup banyak kandungan protein hewaninya karena saya menggunakan ikan (patin) yang dalam keseharian kita mudah untuk didapatkan, dan juga harganya terjangkau,” kata Citra.

Citra menambahkan pada untuk mendapatkan asupan gizi seimbang yang baik, tidak melulu harus menggunakan bahan pangan yang mahal. Sang koki juga mengingatkan untuk menerapkan konsep Bijak Garam demi mencegah risiko hipertensi.

Baca juga: BKKBN ajak kerahkan segala upaya turunkan stunting 14 persen pada 2024

Baca juga: Pemkot Jaksel pastikan sepuluh anak lulus dari stunting

Baca juga: Cegah stunting, Badan Pangan Nasional beri bantuan pangan di Lebak


Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023