...suku bunga pinjaman tidak turun signifikan, jadi ada kemungkinan kedua, yakni perilaku dan koordinasi."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan industri perbankan kesulitan menekan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di tingkat yang rendah karena kondisi geografis Indonesia. 

"Dari investasi itu butuh dua tahun baru menghasilkan, sementara hitungan biayanya itu dihitung per hari ini. Per akhir Desember 2012, Bank Indonesia (BI) mencatat BOPO perbankan berada di level 74,1 persen," kata Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, penambahan jaringan kantor sendiri perlu diimbangi dengan penambahan karyawan, yang berimbas positif bagi penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.

Sementara untuk negara-negara lain di kawasan ASEAN, tingkat BOPO perbankannya cukup rendah karena kondisi geografisnya yang tidak sama dengan Indonesia.

"Singapura, Malaysia sudah konsolidasi, mereka ekspansi ke luar. Jadi tidak tambah cabang besar lagi. Juga dari sisi geografisnya, di Indonesia persebarannya dari Sabang-Merauke. Singapura dan Malaysia jaraknya pendek. Kan, kita tidak bisa kirim auditor sehari beres. Mereka lakukan audit, training dan supervisi juga," kata dia.

Biaya operasional tersebut akan sangat berpengaruh terhadap besaran bunga bank. Jahja mengatakan, untuk bisa menjangkau daerah-daerah terpencil, perlu dana yang cukup besar. Tidak hanya untuk infrastruktur cabang, kesetaraan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga perlu dana yang besar.

"Training, kita tidak melakukan training, itu salah satu yang paling penting. Nah, mereka harus ke daerah atau orang daerah diminta ke pusat. Nah, ini kan `cost`, kalau di Malaysia, Singapura kan mereka naik taksi saja sudah sampai dia (tempat) training di suatu tempat," katanya.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan PT Bank Danamon Indonesia Tbk Muliadi Rahardha mengatakan sebenarnya dalam aturan Bank Indonesia ditetapkan setiap bank yang hendak membuka tiga unit kantor di zona satu dan dua, diwajibkan membuka satu kantor di zona lima dan enam.

Hal ini, sebagai upaya agar jaringan kantor bank tidak terkonsentrasi di kota-kota besar.

"Dari sisi bank, memang ada inefisiensi juga karena jaringan yang di kota-kota kecil tidak bisa memberikan keuntungan lebih besar dibanding di kota-kota besar," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Nawir Messi berpendapat bahwa efisiensi perbankan akan menurunkan suku bunga kredit ke tingkat optimum.

"Hal ini diharapkan bisa menguntungkan masyarakat, utamanya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata M Nawir Messi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, tingkat suku bunga kredit industri perbankan yang tidak serta merta turun menyusul turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), menjadi perhatian utama KPPU.

Ia mengatakan ada dua hal yang disinyalir menjadi faktor sulitnya suku bunga kredit perbankan untuk turun.

"Persoalannya, bisa jadi dari kebijakan BI rate terlalu tinggi. Untuk ini, bisa dikesampingkan karena BI rate sudah menurun, tapi suku bunga pinjaman tidak turun signifikan, jadi ada kemungkinan kedua, yakni perilaku dan koordinasi," ujarnya. (A063/A026)

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013