Melalui program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) merupakan program unggulan yang akan mengatasi berbagai masalah dalam keluarga salah satunya stunting
Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Lampung dr Nurizky Permanajati mengatakan langkah penapisan  (screening) kesehatan rutin bagi calon pengantin dapat menjadi salah satu cara mencegah stunting pada anak.

"Melalui program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) merupakan program unggulan yang akan mengatasi berbagai masalah dalam keluarga salah satunya stunting," ujar  Nurizky Permanajati di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan, dengan ditunjuknya BKKBN sebagai koordinator penangan dan percepatan penanganan stunting, maka pihaknya terus berusaha melakukan intervensi dari hulu hingga hilir untuk mencegah kekerdilan pada anak.

"Salah satu langkah pencegahan, kami berkonsentrasi melakukan upaya intervensi kepada remaja, khususnya bagi calon pengantin melalui penapisan dan deteksi dini kesehatan rutin. Jadi mereka kami periksa dahulu sebelum melaksanakan pernikahan," katanya.

Menurut dia, langkah penapisan tersebut dilakukan secara daring melalui aplikasi sistem elektronik siap nikah (elsimil).

"Jadi nanti calon pengantin akan diperiksa dari kecukupan usia, status gizi, berat dan tinggi badan, lingkar lengan atas ini tidak boleh di bawah 23,5 centimeter atau mengalami kekurangan energi kronik, lalu hemoglobin tidak boleh kurang dari 12 untuk mencegah anemia saat hamil yang berisiko melahirkan anak dengan kondisi stunting," ucapnya.

Dia menjelaskan, setelah pemeriksaan terperinci calon pengantin tersebut, maka hasil pemeriksaan menjadi rekomendasi bagi ibu, berisiko atau tidak saat mengandung.

"Upaya memilah kondisi dan risiko kesehatan bagi calon pengantin ini sangatlah berguna untuk menjaga kondisi ibu dan bayi. Bila kondisi belum memungkinkan boleh menikah tapi sebaiknya menunda dahulu untuk hamil sebab akan berbahaya bagi ibu serta anak," tambahnya.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pihaknya berfokus melakukan intervensi kepada calon ibu ataupun ibu muda untuk mencegah stunting karena perkembangan bayi bergantung dari kesehatan para ibu.

"Ibu ini seperti penentu kondisi anak, kalau ibu kesehatannya tidak baik maka anak bisa cenderung terkena stunting. Sehingga perlu dipahami bahwa mencegah stunting dari hulu sampai hilir perlu dilakukan," katanya.

Kemudian, kata dia,  memberi pemahaman kepada remaja perempuan untuk makan dengan pola gizi seimbang serta mencegah kekurangan gizi, membantu membentuk generasi yang baik dan bebas stunting.

Baca juga: Ahli: Riwayat gizi buruk orang tua belum tentu picu anak stunting
Baca juga: BKKBN-Pergunu kerja sama sebarkan edukasi soal bahaya perkawinan anak
Baca juga: Konsultan nutrisi paparkan porsi makan yang tepat untuk cegah stunting

 

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023